RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Ridwan Kamil merespons isu seputar rencana bergabung dengan Partai Golkar.
Bahkan ia dikabarkan mengincar kursi ketua DPD Partai Golkar Jabar, pascamasa jabatannya habis 2023 mendatang.
Ridwan Kamil membantah isu tersebut. Namun, ia mengakui sempat mendapat tawaran memimpin sejumlah partai di tingkat Jawa Barat.
“Informasi (masuk Golkar) tidak betul, kalau betul sejak kemaren Musda sudah ada pergerakan. Kan nggak ada,” ungkap Ridwan Kamil, Senin (22/2).
“Yang bisa saya sampaikan begini saja, saya ini ditawari memimpin partai di Jawa Barat ada beberapa. Tapi semuanya belum bisa saya penuhi karena saya sedang berkonsentrasi penuh memastikan kerja gubernur sesuai sumpah saya itu berjalan dengan baik dan lancar,” sambungnya.
Saat ini, konstelasi agenda politik masih belum menjadi bahasan utamanya, sebab sebagai gubernur, fokusnya adalah bagaimana menangani pandemi Covid-19 dan kebencanaan di Jabar.
“Jadi info itu keliru, jangan dikutip kutip lagi kita fokus urusan per-covidan, perbencanaan saja. (Info masuk Golkar) itu tidak betul,” tuturnya.
Informasi yang diperoleh, kabar terkait rencana Ridwan Kamil merapat ke Golkar datang dari pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia (UAI), Ujang Komarudin.
Baca Juga:
- Survei Capres: Ridwan Kamil dan Ganjar Saling Salip
- Pulihkan Ekonomi Jabar, Ridwan Kamil Surati Ganjar Pranowo
Wakil Sekretaris DPD Partai Golkar Jawa Barat, Sukmin Nur Arief mengaku belum menerima informasi terkait bergabungnya Ridwan Kamil ke Golkar.
Ia menyebut kalaupun rencana itu benar tetap akan terhalang aturan atau AD/ART.
“Jika mengacu pada AD/ART, nggak mungkin. AD/ART Partai Golkar menyaratkan seorang Ketua DPD minimal mengantongi pengalaman menjadi kader selama 5 tahun dan menempati jabatan pengurus satu periode,” ungkapnya.
“Pastinya, saya dan pengurus di Jabar belum mendengar kabar itu, tapi nggak tahu yang lain. Mungkin saja kan (Emil melobi) langsung ke Jakarta (elit Golkar pusat),” pungkasnya.
(ysf)