RADARBANDUNG.id, PADALARANG – Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bandung Barat (KBB) dan Satlantas Polres Cimahi melakukan simulasi rekayasa lalu lintas sekitaran GT Tol Padalarang dan Kotabaru Parahyangan.
Rekayasa lalulintas yang rencananya dilakukan 3 hari ini, menyusul rencana pembangunan flyover dari Gerbang Tol (GT) Padalarang hingga kawasan Kotabaru Parahyangan sepanjang 340 meter.
Kepala Dishub Bandung Barat, Lukmanul Hakim menjelaskan, rekayasa lalin ini sebagai upaya antisipasi kepadatan arus lalu lintas jika proyek jembatan layang mulai dikerjakan.
“Untuk mengantisipasi kemacetan dari exit tol Padalarang Timur saat pembangunan flyover dilaksanakan,” katanya kepada Radarbandung.id, Jumat (26/2).
Saat ini pihaknya masih mencari bentuk rekayasa lalulintas yang tepat untuk diterapkan untuk meminimalisir kemacetan.
“Dalam simulasi ini seolah-olah proyek flyover telah dimulai dan Jalan Kotabaru Parahyangan sudah ditutup. Sekarang ini kita ingin mengetahui baiknya rekayasa lalin seperti apa,” jelasnya.
Ia pun menyebut, proyek pembangunan flyover akan dilaksanakan Maret 2021 dengan memakan waktu pembangunan selama sekira 8 bulan.
“Sejauh ini pihak Kotabaru Parahyangan dan kita sudah menyosialisasikan ini kepada masyarakat,” akunya.
Sementara itu, Kanit Dikyasa Satlantas Polres Cimahi Iptu Hedi Kusdianto menjelaskan, rekayasa lalulintas dimulai dari gerbang tol Padalarang yang diarahkan langsung menuju arah Tagog Padalarang.
“Rute bagi kendaraan yang saat ini sedang direkayasa yakni dari arah Cianjur menuju GT Padalarang dibelokan melalui Jalan Stasiun Padalarang lalu keluar di Jalan Panaris, baru bisa masuk ke GT Padalarang maupun menuju arah Cimahi,” jelasnya.
Ia menambahkan, untuk kendaraan arah Cianjur menuju Bandung maupun Cimahi juga diberlakukan satu arah yang melintasi Tagog Padalarang dan keluar dari Jalan Raya Panaris.
“Lalu yang dari arah barat dialihkan melalui ke arah Jalan Stasiun Padalarang sampai Panaris dan Simpang Tol Padalarang,” katanya.
Dari hasil simulasi 2 hari pelaksanaan, ia mengakui masih ada beberapa hal yang perlu dievaluasi, terutama dalam hal sarana dan prasarana penunjang, termasuk personel.
“Memang harus ada evaluasi soal sarana prasarana dan penempatan personel. Karena pengendara masih ada yang kebingungan, hanya sudah kita tempatkan marka penunjuk arah,” ungkapnya.
Ia menegaskan, titik yang menjadi simpul kemacetan hingga saat ini terjadi pada kawasan Tagog Padalarang. Pasalnya, kawasan itu mempertemukan kendaraan yang berasal dari dua arah.
“Titik kemacetan pada rekayasa ini masih evaluasi, tapi yang jadi kendala itu seputaran Tagog karena itu kan persimpangan, lalu kondisi jalan juga sempit jadi perlu penertiban,” tandasnya. \
(kro)