RADARBANDUNG.id, SOREANG – Sejumlah warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Narkotika Kelas IIA Jelekong Bandung mendapat pelatihan wirausaha.
Program pelatihan unggulan tersebut antara lain adalah sablon, konveksi, dan bank sampah.
Kepala Lapas Narkotika Kelas II A Jelekong Bandung, Faozul Ansyari mengatakan sudah ada penandatanganan MoU dengan bank sampah guna menunjang program pengolahan sampah organik dalam lapas.
“Ini kan kita kembangkan, tadinya mengolah sampah non organik jadi organik. MoU sudah ditandatangani, tapi belum mulai karena kan kalau organik pakai pengurai, saat ini kondisinya hujan terus, jadi tunggu kemarau, rencananya mau bikin maggot,” ujar Faozul, kemarin.
Faozul mengungkapkan dalam kegiatan pelatihan wirausaha ini, ada kerjasama yang terjalin dengan pihak luar. Misalnya untuk terkait pengolahan sampah, maka hasil dari olahan sampah akan dikirim atau ditampung bank sampah.
“Ada kerjasama dengan pihak luar, sudah berlanjut, fee (untuk warga binaan) belum dibicarakan, nanti ada sistem bagi preminya bagaimana,” ungkap Faozul.
Sementara itu, Kasie Kegiatan Kerja Gumira Indra Sunandar menambahkan, ada juga pelatihan pembuatan sprei, jas hujan goodie bag dan tas, hingga jangkrik dan jamur tiram.
Namun baru program pelatihan konveksi dan sablon yang memiliki sarana dan prasarana yang memadai.
“Untuk konveksi sementara ini masih pembuatan kaos sama kemeja , sablon kita buat juga, untuk kualitas sablon kita berani diadu dengan distro,” ucap Gumira.
Baca Juga:
- Petugas Lapas Jelekong Deklarasi Janji Kinerja Zona Bersih Korupsi
- Kalapas Narkotika Jelekong Cetak Ribuan Wirausaha
Kata Gumira, biasanya untuk pemesanan kaos dan sablon datang dari pegawai yang memiliki club. Kemudian juga ada pesanan dari lapas lain, misalnya dari Lapas Indramayu. Namun untuk hal tersebut, pihaknya masih melakukan negosiasi mengenai harga.
“Tinggal pemasarannya saja yang agak sulit sekarang, karena bagaimana pun juga mau masukin ke distro agak susah, karena mereka penjualannya lagi goncang. Selama pandemi Covid 19, ada penurunan pesan dari luar. Padahal sebelum pandemi, itu ada pesanan,” tutur Gumira.