RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Gubernur Jabar, Ridwan Kamil menyebut tak ada vaksin Covid-19 kadaluarsa yang digunakan dalam program vaksinasi di Jabar. Semua vaksin yang sempat disebutkan akan kadaluarsa 18 Maret, ia katakan telah habis terpakai.
“Jangan khawatir, tidak ada di Jabar menggunakan vaksin kadaluarsa karena di tanggal 18 yang kadaluarsa pertama itu sudah selesai, jadi tidak akan pernah kita melanggar prosedur itu,” ungkap Emil, sapaan Ridwan Kamil di Mapolda Jabar, Kota Bandung, Senin (15/3).
Agar vaksinasi Covid-19 cepat terserap sehingga dapat mencegah ketersediaan vaksin kadaluarsa, Pemprov Jabar membuka peluang agar kalangan event organizer (EO) dapat bermitra mengadakan vaksinasi secara massal.
“Kami membuka kepada EO di Jabar yang mungkin konser mah gak ada dan acara besar gak ada, boleh bermitra dengan Pemprov Jabar menjadi penyelenggara vaksinasi massal, mengatur flow-nya dan tempatnya nanti nakesnya dari kami,” katanya.
“Kolaborasi ini kalau berhasil akan membuat Jabar berhasil menyelenggarakan vaksinasi. Tapi tanpa ada dukungan vaksinasi massal dengan jumlah yang banyak, kami khawatir target tidak tercapai dan vaksin keburu kadaluarsa,” imbuhnya.
Sejauh ini, Emil mengklaim, Jabar menjadi provinsi pertama terkait progres kuantitas sasaran vaksinasi dibandingkan provinsi lain. Pernyataan tersebut, merujuk dari informasi Kemenkes.
“Tapi lansia kita masih kurang, kita ranking tiga, oleh karena itu pekan ini kita akan melakukan vaksinasi maksimal di lansia,” katanya.
Oleh karenanya, selain mencegah vaksin terlanjur kadaluarsa, keterlibatan EO pun diharapkan akan meluaskan jangkauan vaksinasi. Emil sendiri masih menargetkan 150 ribu penyuntikan per hari.
Karena tidak bisa mengandalkan fasilitas kesehatan seperti puskesmas butuh sekitar 40 gedung besar untuk bisa melakukan vaksinasi massal.
Baca Juga: Jabar Mulai Sekolah Tatap Muka Setelah Guru Divaksin Covid-19
Alasan Emil, terdapat sejumlah fakta yang menghambat vaksinasi terhadap lansia, seperti kendala pada mobilitas dan tingginya tingkat komorbid. “Jadi itu masalah lansia. Jumlah vaksin cukup untuk lansia sehingga semua berlomba menyukseskan itu,” ucapnya.
Diketahui, dari sekitar 6,6 juta orang sasaran vaksinasi tahap II di Jabar. Sebanyak 4.403.984 di antaranya untuk lansia. Sisanya, petugas publik mencapai 2.195.215 orang.
Pemerintah pusat sendiri menargetkan vaksinasi tahap II, sasaran lansia selesai akhir Juni mendatang. Jika itu tercapai, vaksinasi tahap selanjutnya dapat dimulai Juli 2021.
Pemerintah menilai percepatan vaksinasi perlu dilakukan. Selain untuk membentuk kekebalan kelompok, vaksin Covid-19 sinovac yang digunakan saat ini memiliki kadaluarsa selama 6 bulan. (muh)