Product Designer PT Eigerindo Multi Produk Industri, Oki Lutfi mengatakan produk dari material bambu dan limbah botol plastik ada tas ransel berukuran 45 liter. Berwarna hijau, berukuran besar, berdesain menarik, memiliki tampilan yang khas Eiger.
Oki menjelaskan, bambu tersebut digunakan untuk menggantikan besi pada tas. Bambu dipilih karena memiliki banyak kelebihan. Indonesia kaya akan bambu. Puluhan jenis bambu yang khas, ada di Indonesia.
Bambu juga lebih mudah tumbuh dibanding kayu, sehingga regenerasinya lebih cepat. Dari sisi kelenturan, kayu memiliki fleksibilitas yang bagus. Begitu pun dari sisi keawetan, material bambu ini bisa tahan dalam waktu lama. Sementara, untuk aspek kekuatan tidak ada yang berbeda, antara bambu dan material rangka besi.
“Untuk material bambu ini kami bekerjasama dengan UKM penghasil kayu di Temanggung,” tutur Oki.
Selain bambu, tas ini menggunakan material dari sampah botol plastik. Dalam satu tas, setidaknya ada 50 botol plastik yang didaur ulang. Sementara, materi daur ulang tersebut masih diimpor. Ke depan, penyediaan bahan daur ulang ini akan dikerjasamakan dengan Bank Sampah Bersinar.
Meski menggunakan material dari daur ulang sampah, harganya tidak lantas menjadi lebih murah. Sebab -ternyata, proses daur ulang sampah menjadi kain lebih panjang dan rumit.
Tas itu diberi nama Eco Savier dengan mengusung konsep sustainability. Saat ini, komposisi material ramah lingkungan pada ransel tersebut mencapai 70 persen.
“Ke depan kami akan menciptakan lebih banyak tas yang sustainable. Bukan hanya berbentuk tas, tapi produk lainnya,” ucapnya.
(pra)