RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Gaya busana saat ini sudah bertansformasi bukan hanya pelindung tubuh. Ada banyak orang yang menganggapnya sebagai medium untuk berekspresi dan menunjukan kepercayaan diri.
Konsep itu menjadi landasan bagi brand fashion asal Kota Bandung bernama The Amazing Quest (TAQ) dalam membuat produk untuk ditawarkan kepada konsumen. Mereka banyak membuat potongan pakaian secara tak lazim.
Kemeja yang panjang bawahnya tak simetris, atau jaket dengan banyak saku menjadi dua dari banyak produk yang mereka buat. Tidak semua baju seperti itu, namun, satu benang merahnya adalah ada pesan yang mereka tuliskan dari setiap produk bertema kindness dan mercy.
Secara looks, produk dari mulai baju, kaos, jacket, celana dan beragam asesorisnya menyasar konsumen usia muda. Namun, untuk pecinta fashion yang secara usia masuk kategori mature dan ingin tampil beda, TAQ bisa menjadi pilihan tersendiri.
Beberapa produk mereka baru diluncurkan pada Jumat, (26/3/2021) dengan cara fashion show virtual. Secara umum, harga yang ditawarkan berkisar Rp 35 ribu hingga Rp 400 ribu.
“Kami terus melakukan eksperimen dalam streetwear yang kami buat. Memang sasarannya adalah konsumen yang berani tampil beda dan ingin mengekspresikan diri secara bebas dan percaya diri,” ujar owner TAQ, Irma Mariam.
“Streetwear kami juga bisa sebagai media untuk memberi pesan positif. Dalam 57 artikel baru, kami kami memperhatikan detail dan kenyamanan konsumen. Beberapa yang asimetris secara tampilan tapi tetap nyaman dikenakan dan tetap sopan disesuaikan dengan budaya Indonesia,” lanjut perempuan yang berkecimpung di industri fashion sejak tahun 2011 itu.
Optimistis Luncurkan Bisnis Busana di Tengah Pandemi
Irma menjelaskan bahwa TAQ adalah produk hasil kolaborasi dengan temannya, yakni Gabriella Citra Andriane dan Nur Intan. Mereka sepakat menjalankan bisnis busana karena optimistis industri ini akan tetap tumbuh dengan kesiapan inovasi dan adaptasi.
Irma menegaskan, banyak hal dipikirkan dan diperhitungkan sebelum memutuskan menjalankan bisnis. Salah satunya adalah mengetahui dan memaksimalkan ekosistem digital dalam meningkatkan kinerja bisnis sekaligus meluaskan sasaran pasar.
“Sudah satu tahun terakhir ini kami memikirkan bisnis ini berjalan. Akhirnya, tahun ini bisa launching dengan segala pertimbangan. Kami harus optimistis, karena kita juga tidak tahu pandemi berakhir. Lagipula, kreativitas harus tetap berjalan kan,” kata dia.
Ia tetap yakin industri fashion masih bisa berkembang meski berada dalam situasi pandemi. Ia pun berharap banyak pengusaha lain memiliki optimisme serupa. Dari pengalamannya, ada sejumlah hal yang menjadi kunci dalam beradaptasi.
“Pelajari sistem online marketing, tetap harus penuh pertimbangan sebelum memutuskan sesuatu. Tentukan target market, harus tahu selera pasar dan perbanyak relasi. Kami pun masih bisa menunjukan produk melalui fashion show secara online,” terang dia.
(bbb)