RADARBANDUNG.id, CIMAUNG – Meski ada banyak kegiatan yang bisa dilakukan guna mengisi waktu saat menunggu berbuka puasa, sejumlah remaja di Kec. Cimaung justru memilih balapan liar yang tak hanya berbahaya, tapi juga bisa mengganggu aktivitas masyarakat lainnya.
Kapolsek Cimaung, IPTU Suswara mengatakan saat bulan Puasa, balapan liar meningkat, baik jumlah pesertanya maupun penontonnya.
Kata Suswara, mereka beralasan tengah melakukan kegiatan ngabuburit. Tapi, karena masyarakat merasa tidak nyaman dengan adanya aktivitas balapan liar itu, pihaknya menggelar patroli guna mengantisipasi balap liar tersebut.
“Rata-rata di bawah umur (peserta balap liar), ceweknya penonton, cowoknya yang main, ia punya rasa kebanggaan di depan ceweknya. Ada juga yang berasal dari luar (wilayah Cimaung), seperti Banjaran,” ujar Suswara di ruang kerjanya, Jumat (23/4).
Baca Juga: Asia Afrika Jadi Tempat Ngabuburit di Bandung, Penuh Makna Sejarah
Ada tiga lokasi yang menjadi titik prioritas, yaitu Jalan Kampung Ciririp Desa Pasirhuni, Jalan Kampung Peuris Desa Jagabaya, dan juga jalan yang mengarah ke Puntang di Desa Campakamulya.
Setiap pukul 16.00 WIB, anggota kepolisian mulai melakukan patroli. Dalam setiap kegiatan razia balap liar ada beberapa hal yang menjadi perhatian, pertama terkait balapan itu sendiri, kendaraan yang memiliki knalpot tidak standar atau knalpot bising, dan kendaraan yang tidak memiliki surat yang lengkap.
Baca Juga: Ngabuburit di Rumah Pengabdi Setan
“Tindakannya dengan memberikan STP dan pada saat kendaraan akan diambil kembali maka wajib membawa suratnya, membawa spare part knalpot yang original dan juga bikin surat perjanjian tidak akan melakukan kegiatan kembali dan ditandatangani serta diketahui orangtuanya,” tutur Suswara.
“Tidak tahan motornya karena jangan sampai menjadi potensi atau polemik kepada masyarakat, asalkan suratnya lengkap, membawa perlengkapan kendaraan yang sesuai, ada surat pernyataan jaminan dari orangtuanya,” sambungnya.
(fik)
