RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Lika-liku proses pengobatan yang panjang telah dijalani Ayuri Vera Veranza (31). Pasalnya, sejak kecil ia sudah didiagnosa menderita Thalasemia.
Ayuri, begitu sapaannya, menceritakan bahwa sejak kecil sering demam dan badan terasa lemas. Barulah setelah dilakukan pengecekan lengkap, ia dinyatakan terdiagnosa Thalasemia.
Kala itu usianya masih anak-anak dan belum paham tentang penyakit tersebut. Sejak saat itulah, orang tua Ayuri terus melakukan berbagai cara untuk pengobatannya.
“Dulu pas awal-awal pengobatan, untuk biayanya orang tua saya menggunakan uang pribadi. Ini cukup kerasa di keadaan ekonomi keluarga karena pengobatan Thalasemia itu membutuhkan biaya yang mahal. Segala upaya dilakukan untuk pengobatan saya, entah biayanya dari mana,” ungkap Ayuri, pada Jumat (30/04).
Selain itu, saat masih sekolah, Ayuri kerap dirawat inap di rumah sakit karena pingsan.
Beruntungnya ia tergabung dalam Perhimpunan Orang tua Penderita Thalasaemia Indonesia (POPTI) Kota Bandung yang banyak turut membantu dalam proses pengobatannya selama ini.
“Selain POPTI, dulu pernah juga berobat menggunakan Jamkesmas. Namun, setelah ada Program JKN-KIS awal tahun 2014, pengobatan saya dijamin penuh hingga kini sudah masuki tahun ke-delapan. Tentunya keluarga juga lebih tenang dan lega, karena semua biaya pengobatan seumur hidup dijamin oleh BPJS Kesehatan,” jelas Ayuri, yang kini bekerja sebagai digital marketing.
Baca Juga: Beri Edukasi JKN kepada Penyintas Thalassaemia, BPJS Kesehatan Ajak Terapkan Pola Hidup Sehat
Ayuri menyampaikan ungkapan terima kasih tak terhingga dengan adanya program JKN-KIS dari pemerintah ini. Pasalnya, pengobatan yang harus ia jalani setiap bulan berjalan lancar tanpa kendala. Untuk transfusi darah hingga ke obat-obatan dengan nominal biaya yang tak sedikit, telah dijamin sepenuhnya oleh program JKN-KIS.
“Kalau dihitung, biayanya sudah luar biasa dan ditambah lagi obat-obatannya yang mahal. Saya hanya bisa bersyukur bahwa selama ini sangat terbantu dan sangat puas dengan adanya JKN-KIS. Keluarga tidak mesti lagi pikir biaya, dan kondisi saya lebih sehat dan bugar,” terangnya. ***