News

Objek Wisata Ditutup, Pengelola Merugi Hingga Miliaran

Radar Bandung - 16/05/2021, 19:26 WIB
AH
AR Hidayat
Tim Redaksi

RADARBANDUNG.id, RANCABALI – Sejumlah masyarakat terpaksa harus mengurungkan niatnya untuk berekreasi. Pasalnya, adanya instruksi dari Bupati Bandung, Dadang Supriatna tentang penutupan objek wisata yang ada di wilayah Pasirjambu-Ciwidey-Rancabali (Pacira) pada Minggu (16/5).

Selain itu, para pengelola objek wisata mengaku mengalami kerugian yang cukup signifikan. Salah seorang wisatawan asal Kota Bandung, Gungun Gunawan mengaku kecewa dengan adanya penutupan objek wisata.

Ia menilai tidak ada sosialisasi yang matang terkait penutupan wisata. Gungun dan delapan orang anggota keluarganya berencana untuk liburan di Kawah Putih, namun setelah sampai ke lokasi, rencana tersebut tidak bisa terlaksana.

“Rencananya mau ke Kawah Putih, enggak tahu ada penutupan, berangkat dari jam 9 pagi, sempat kena macet di Soreang. Kecewa, karena setiap lebaran, itu pergi liburan ke yang dekat-dekat aja,” ujar Gungun saat ditemui di pintu masuk objek wisata Kawah Putih, Rancabali, Minggu (16/5/2021).

Salah seorang pedagang strawberry di tempat wisata, Anah mengaku tak bisa berbuat banyak dengan adanya aturan penutupan objek wisata. Anah yang sehari-harinya berjualan di objek wisata Walini mengaku hanya bisa memperoleh pendapatan sebesar Rp40 ribu per hari.

Baca Juga: Selfi Berujung Maut: Perahu Wisata Terbalik, 6 Orang Tewas Tenggelam

“Udah lima tahun, ngambil dari orang (strawberrynya), sehari kadang Rp40 ribu, alhamdulillah ada yang beli,” kata Anah.

Berdasarkan pemantauan, sejumlah wisatawan ada yang memilih kembali pulang dan juga ada yang memilih berkumpul di area pintu masuk objek wisata yang ada di wilayah Pacira tersebut. Selain itu, ada sejumlah wisatawan yang memilih untuk menggelar tikar dan makan bersama di area sekitar objek wisata.

Kepala Unit Agro Wisata Walini, Ade Yuyun Rahayu mengatakan, kebijakan menutup seluruh objek wisata yang ada di wilayah Pacira pada Minggu (16/5) membuat objek wisata mengalami kerugian. Kata Ade, seharusnya libur lebaran menjadi masa panen bagi pariwisata. Ade berharap penutupan itu tidak berlangsung lama.