RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Sebuah rumah di bantaran Sungai Citepus, tepatnya di Gang Citepus, RT 09/ RW 03 ambrol. Penyebabnya, tanah penyangga longsor lantaran kirmir sungai keropos tergerus derasnya aliran air.
Rumah ambrol itu terjadi pada Minggu (23/5/2021) malam. Menurut seorang warga, Rasminah menyampaikan, sebelum bangunan tersebut ambruk, air sungai cukup tinggi dan deras. Hujan dikabarkan mengguyur daerah tersebut cukup lama.
“Hujan besar. Tidak banjir tapi besar (deras). Air naik sampai pondasi rumah,” ungkapnya kepada Radar Bandung saat ditemui di kediaman Rasminah tepat di depan bangunan yang ambruk, Rabu (26/5/2021).
Saat bangunan tersebut ambruk, Rasminah mengaku tak melihat langsung. Ia sedang beristirahat. Namun, ia diberitahu oleh anaknya yang kini tengah mengungsi sebab khawatir ambruknya bangunan akan kembali terjadi.
“Saya sedang istirahat dan dan dengar anak saya berteriak. Sekarang dia terpaksa mengungsi,” katanya.
Rasminah mengungkapkan, pemilik rumah yang ambrol adalah seorang pedagang kopi di daerah Kosambi. Penuturan Rasminah, yang bersangkutan sedang tidak berada di kediamannya tersebut.
“Ia orang Garut aslinya. Jualan kopi sachet di di daerah Kosambi. Kalau pulang biasanya siang, itu juga hanya untuk tidur,” katanya.
Rasminah mengaku khawatir, akan potensi kembali ambrolnya rumah atau kirmir tersebut di bantaran Sungai Citepus. Terlebih, tepat di depan bunganan yang ambrol itu, Rasminah, tinggal bersama anaknya, hingga sekitar 13 orang.
“Ya, was-was mah pasti ada. Maka dari itu anak-anak pada ngungsi, tinggal di rumah saudara dulu, di Cililin dan ada yang ke Tasikmalaya,” kata Rasminah.
Sementara itu, Ketua RW setempat, Siti Yuarningsih alias Yuyu menjelaskan, sebelum bangunan rumah tersebut ambruk, kirmir telah terkikis dan menyebabkan longsorang tanah, Kamis (20/5/2021) lalu. Lalu saat terjadi hujan, air pun meluap, dan akhirnya memicu ambruknya rumah, Minggu (20/5/2021).
Baca Juga: Bandung Raya Berpotensi Banjir Bandang, Ini Prediksi BMKG
“Kami sudah berkoordinasi dengan aparat kewilayahan (camat dan lurah). Sudah mengirimkan laporan. Menunggu tindak lanjut,” katanya.
Yuyu menjelaskan, kasus ambrolnya rumah ini bukan pertama kali terjadi. Pada November 2020 lalu, 20 meter dari titik kejadian kini, sempat terjadi juga rumah warga bertingkat tiga yang ambruk.
Baca Juga: Abrasi Gerogoti Sungai di Citepus, 1 Rumah Ambruk
Untungnya, kata Yuyu, tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Hingga sekarang, Gang Citepus ini masih menjadi salah satu titik yang kerap banjir. Yuyu sendiri masih kurang memahami mengapa tempat tinggalnya terendam banjir.
“Dulu masih saya SD, saya ingat masih suka berenang di sungai itu. Sekarang debit air limpahan sungai itu sepertinya semakin tinggi,” pungkasnya.
(muh)