RADARBANDUNG.id, CILEUNYI – Sebagai upaya meningkatkan cakupan vaksinasi Covid-19, Pemkab Bandung memberikan 7.000 vaksin yang tersebar pada 31 kecamatan.
Gebyar vaksinasi tersebut merupakan kerjasama antara Dinas Kesehatan (Dinkes) bersama Polresta Bandung dalam rangka memperingati Hari Bhayangkara ke-75.
“Rencana awalnya 7.000 vaksin ini akan digelar secara massal di kawasan SOR Jalak Harupat. Karena dikhawatirkan menjadi potensi kerumunan dan kami juga berdiskusi dengan Polresta, jadi kegiatan vaksinasi dilaksanakan secara massal di 31 titik,” ujar Bupati Bandung Dadang Supriatna saat melakukan monitoring vaksinasi di Halaman Kantor Kecamatan Cileunyi, Sabtu (26/6/2021).
“Saat ini juga Pak Kapolresta sedang berada di Feng Tay didampingi Pak Pj. Sekda, sebagai titik peresmian vaksinasi, sementara saya berkeliling,” sambungnya.
Gebyar vaksinasi, kata bupati, merupakan strategi paling efektif dalam menekan laju penyebaran covid-19 di Kabupaten Bandung.
“Jika kegiatan ini terus dilaksanakan, kami yakin target vaksinasi akan segera tercapai. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada Pak Kapolri, Forkopimda (Forum Komunikasi Pimpinan Daerah), dinkes serta 62 kepala puskesmas yang telah membantu dalam penyelenggaraan acara ini. Semoga pelaksanaannya tertib dan tentunya dapat berjalan dengan lancar,” harapnya.
Pada kesempatan itu, bupati juga menjelaskan terkait mekanisme pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak pada 49 desa 14 Juli mendatang.
Ia menuturkan, seluruh Panitia Pemungutan Suara (PPS), petugas Tempat Pemungutan Suara (TPS) harus menjalani swab antigen terlebih dahulu.
Baca Juga: Kabupaten dan Kota Bandung Masuk Zona Merah!
“Katakan saja terdapat 30 TPS di setiap desa, berarti akan ada sekitar 1.500 TPS dalam pilkades nanti. Minimal H-1, seluruh PPS dan petugas TPS harus di swab antigen dulu. Lihat dari anggaran, kami terus berkomunikasi dengan dinkes untuk tes dengan GeNose, karena tinggal ganti balonnya saja. Di situasi pandemi anggaran untuk pilkades juga kami tingkatkan 100 persen,” terangnya.
Usai meninjau pelaksanaan vaksinasi, di tempat yang sama bupati sempat melakukan video conference dengan jajaran Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Bandung.
Baca Juga: Buang Sampah Sembarangan di Kab. Bandung Didenda Rp50 Juta, Masih Berani?
Ketua IDI Jabar, Eka Mulyana menuturkan, hingga saat ini Bed Occupancy Rate (BOR) atau Keterisian Tempat Tidur di Jabar jauh di atas standar WHO, yakni 60 persen.
“Saat ini hampir seluruh faskes (fasilitas kesehatan) rumah sakit sedang kewalahan, karena pasien covid yang tidak tertampung. Tentunya ini sangat berpengaruh pada pelayanan di rumah sakit. Tidak hanya kapasitas sapras yang overload, faktor kelelahan para tenaga medis dan kesehatan pun tidak bisa terhindarkan. Jadi jangan heran bila banyak dokter dan perawat terus bertumbangan,” papar Eka.
Baca Juga: Pasien Covid di RSUD Cibabat Melonjak, Banyak Nakes Terkena Corona
Untuk mengendalikan lonjakan kasus, ia berpendapat, perlu adanya tindakan tegas dari pemerintah daerah. Pasalnya masih banyak masyarakat yang abai dalam menerapkan protokol kesehatan (prokes) 5 M.
“Di rumah sakit kami sibuk menangani pasien covid yang datang terus menerus, tapi di hulu, masih banyak masyarakat yang tidak sabar bahkan abai dengan prokes 5 M. Masyarakat kita tidak cukup hanya dengan imbauan saja, perlu kebijakan lebih tegas untuk memaksa dalam tanda kutip, masyarakat disiplin dan patuh prokes 5 M,” pungkasnya. (adv)