RADARBANDUNG.id- Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM) kembali melanjutkan program inkubator bagi startup atau wirausaha pemula. Tahun ini sebanyak 10 inkubator yang membawahi beberapa UMKM di berbagai wilayah di Indonesia yang terpilih untuk menjalankan program inkubasi bagi UMKM, startup atau koperasi.
Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo menjelaskan, program inkubator dijalankan dengan tujuan untuk mempercepat program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dan mitigasi dampak pandemi Covid-19 khususnya bagi UMKM. Dijelaskannya inkubator yang terpilih pada tahun 2021, benar-benar melalui proses seleksi ketat. Inkubator-inkubator ini akan bekerja sama dengan LPDB-KUMKM guna mendorong peningkatan kewirausahaan sehingga dapat berkontribusi aktif terhadap perekonomian Indonesia di masa depan.
’’Dengan menginkubasi pelaku usaha khususnya koperasi dan UMKM, LPDB-KUMKM diharapkan dapat mendorong peningkatan kewirausahaan hingga mampu berkontribusi dalam perekonomian Indonesia,’’ kata Supomo di Jakarta, Selasa (29/6).
Inkubator Wirausaha LPDB-KUMKM yang terpilih pada tahun 2021 antara lain, Badan Inovasi dan Inkubator Wirausaha Universitas Brawijaya (BIIW) Jawa Timur, Inkubator Bisnis LPPM Universitas Udayana Bali, Siger Innovation Hub Lampung, dan Pusat Inkubator Bisnis Universitas Ottow Geissler Papua. Selain itu, terpilih juga Cubic Inkubator Bisnis Jawa Barat, Badan Pengembangan Bisnis Rintisan dan Inkubasi Universitas Airlangga (Unair) Jawa Timur, Pusat Inkubator Bisnis-Oorange Universitas Padjajaran Jawa Barat, serta Pusat Pengembangan Inovasi dan Inkubator Bisnis Teknologi Universitas Tanjungpura Kalimantan Barat.
Program Inkubator Wirausaha LPDB-KUMKM menyasar seluruh segmen baik sudah bermitra maupun startup. Program ini merupakan wujud implementasi Peraturan Menteri Koperasi dan UKM Nomor 04 Tahun 2020 tentang penyaluran pinjaman atau pembiayaan dana bergulir oleh LPDB-KUMKM. Melalui program ini, diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja baru di tengah pandemi Covid-19 yang masih terjadi hingga saat ini. Dengan demikian, pemulihan ekonomi nasional diharapkan akan cepat pulih dan normal kembali.
Supomo menambahkan masing-masing inkubator akan menangani 25 peserta yang terdiri dari UMKM, Startup atau koperasi. Masing-masing inkubator akan diberi dana sekitar Rp 250 juta hingga Rp 300 juta. Untuk proses inkubasi akan dilaksanakan kurang lebih sekitar satu tahun.
’’Hal ini sesuai dengan arahan Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, LPDB-KUMKM diharapkan tidak sekadar memberikan pinjaman, namun juga harus bisa membangkitkan potensi yang dimiliki koperasi,’’ jelas Supomo.
Penyelenggaraan program Inkubator Wirausaha di tahun 2021 ini akan dilakukan beberapa terobosan, antara lain, adanya beberapa kriteria persyaratan yang diperbarui dan penggunaan sistem aplikasi berbasis teknologi informasi, yaitu RiDi (Room for Incubation Development Over Internet).
Sistem ini akan terdiri dari Manajemen Alur Perekrutan Inkubator dan Tenant, Manajemen Agenda Kegiatan dan Pelatihan, Manajemen Sistem Pelatihan/Pengajaran (LMS), Modul Monitoring Inkubator dan Tenant dan Modul Pelaporan dan Analisis sehingga dapat saling berkaitan dan terintegrasi.
’’Diharapkan inkubator wirausaha dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru untuk 2 ribu orang dengan misi perluasan lapangan kerja dan meningkatkan inovasi serta menciptakan model inkubasi,’’ ujar Supomo.
Direktur Umum dan Hukum LPDB-KUMKM, Jaenal Aripin menambahkan, program inkubator akan terus ditingkatkan di tahun-tahun mendatang. Untuk tahun ini, pihaknya berharap ada 10 inkubator yang bisa diajak kerja sama. Untuk menjalankan program ini, LPDB-KUMKM juga menggandeng PT Orbit Futura Academy (OFA) yang memiliki jaringan luas di luar negeri. Dengan pengalamannya membangun SDM yang unggul, OFA juga dinilai sangat tepat dilibatkan dalam program ini karena berbagai inovasi dan program yang diciptakan mampu menarik banyak investor.
’’PT Orbit sudah berpengalaman lama melakukan inkubasi yang berbasis IT dan banyak yang sudah berhasil. Dia juga punya koneksi yang bagus dengan Silicon Valley (daerah kerja impian para pekerja di bidang teknologi di California, Amerika Serikat). Dia juga punya strategi untuk mengkonekkan dengan investor,’’ tutur Zainal.
Zaenal menegaskan bahwa LPDB-KUMKM ingin mengembangkan koperasi berbasis startup yang tumbuh karena kebutuhan bukan dari koperasi yang lahir ’’by accident’’. Dengan upaya ini diyakini mampu melahirkan koperasi-koperasi modern yang berdaya saing tinggi.
Proses seleksi terhadap inkubator-inkubator yang mendaftar ke LPDB-KUMKM dilakukan oleh Tim Independen di luar LPDB-KUMKM agar tidak terdapat konflik kepentingan atau conflict of interest. Direksi LPDB-KUMKM tidak mencampuri penilaian tersebut dikarenakan sudah komitmen dan tanggung jawab dari tim penilai. Harapannya, inkubator-inkubator terpilih dapat menjalankan proses inkubasi secara maksimal dan optimal sehingga tujuan diadakan inkubator yang secara prinsip di-support pembiayaannya oleh LPDB-KUMKM dapat memperoleh hasil yang diharapkan.
Sementara itu Achsania, selaku Manager Inkubator Unair, mengapresiasi program inkubator yang dijalankan LPDB-KUMKM. Pihaknya merasa terhormat menjadi bagian dalam program tersebut. Kesempatan yang berharga ini dipastikan akan dijalankan dengan optimal agar 25 tenant yang direkrut bisa tumbuh mandiri dan berkembang kedepannya.
Dijelaskan bahwa untuk tahapan menjalankan program ini, pihaknya akan melakukan pendampingan kepada para tenantnya sejak awal mulai dari memastikan legalitas usaha dimiliki. Selanjutnya akan dilakukan pelatihan hingga pendampingan untuk mendapatkan akses pasar yang lebih luas.
’’Di akhir nanti ada sesi bisnis matching. Kita akan pertemukan mereka dengan investor potensial atau partner potensial siapa tahu mereka akan dapat partner bisnis dan dapat investor. Tidak harus investor besar, tugas inkubator adalah membukakan akses bukan memberikan barang jadi,’’ pungkas Achsania. (*)