RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Satu tahun pandemi Covid-19 terjadi di Indonesia. Banyak sektor industri yang terdampak. Salah satunya industri hotel dan restoran di Jabar yang terpaksa tutup karena tidak adanya kunjungan tamu.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Barat Herman Muchtar mengungkapkan, selama 2020 jumlah hotel yang tutup di Jawa Barat sebanyak 560 hotel dan restoran ada 280 yang tutup secara permanen. Herman juga memperkirakan ada kemungkinan tahun ini lebih besar jumlah restoran dan hotel yang tutup.
“Ini sedang kita data, tapi ada kemungkinan lebih besar dari bulan Juni. Tapi jumlahnya belum tau persis,” kata Herman di Bandung, Jum’at (6/8/2021).
Herman mencontohkan, di kawasan wisata Cihampelas Bandung sudah ada 6 hotel yang tutup. Itu dikarenakan tidak adanya tamu selama setahun terakhir. Selain itu, angka okupansi atau keterisian kamar hotel di Cihampelas juga dibawah satu digit.
“6 hotel tutup di Cihampelas, karena tidak ada tamu. Okupansi di bawah 1 digit, bahkan 5 persen saja,” ungkapnya.
Lebih lanjut, kata Herman, yang terdampak penutupan hotel dan restoran di Jabar bukan cuma menimpa hotel bintang 1 atau 2. Bahkan hotel berbintang sekelas 3 dan 4 juga sudah ada empat hotel yang tutup.
Baca Juga: Kapan Pandemi Covid-19 Berakhir?
Herman menyebut, daya tahan pengusaha hotel dalam menghadapi pandemi hanya sampai Juli 2020 dalam hal pembiayaan karyawan. Maka dari itu, tidak heran sudah banyak hotel yang tutup karena pengusaha tidak sanggup membayar karyawan dan biaya operasional.
“Daya tahan pengusaha (hotel) itu hanya sampai Juli 2020 untuk membiayai karyawan. Kalau tidak sanggup dirumahkan dengan kesepakatan tidak ada saling menuntut. Ini kan menggambarkan kegamangan,” jelasnya.
Baca Juga: Vaksin Covid-19 Diwacanakan jadi Syarat Traveling Hingga Usaha
Ia mencontohkan, di hotel miliknya jumlah karyawan yang bekerja juga dikurangi. Dari yang semula 80 orang, kini yang tersisa 26 orang saja.
“Jumlah kamar juga yang terisi paling cuma 3, tapi lampu tetap harus nyala. Biaya operasional Rp 800 juta, dan itu sudah di luar kemampuan,” tandasnya.
(fid)