RADARBANDUNG.id – Hari itu akhirnya tiba. Hari dimana Valentino Rossi, sang legenda hidup balap MotoGP harus mengatakan “Ciao!” pada MotoGP.
Undur diri dari dunia yang menabalkannya sebagai simbol. Sebagai ikon. Atau bahkan, bagi sebagian fans sebagai dewa.
Pengumuman pensiun itu Rossi sampaikan pada sebuah konferensi pers khusus, Kamis (5/8) menjelang digelarnya GP Styria akhir pekan ini.
Styria memang tempat istimewa bagi Rossi. Di sanalah, ia merengkuh kemenangan pertamanya di grand prix dunia di kelas 125cc pada 1996.
Maka tepatlah jika Rossi ingin mengumumkan pensiunnya di tempat dimana ia mengawali kisah suksesnya di MotoGP.
Tepat seperti janjinya pada awal musim ini, rider 42 tahun itu berujar bahwa nasibnya musim depan akan ditentukan setelah jeda tengah musim. Dan, GP Styria adalah balapan pembuka di paro kedua musim balap 2021.
Musim ini memang sungguh berat bagi pejalanan karir Valentino Rossi. Musim terburuknya sejauh ini. Dari sembilan race yang sudah berjalan sepanjang musim ini, The Doctor hanya mampu mengumpulkan 19 poin.
Berbagai cara untuk mendongkrak performanya sudah dilakukan, tapi hasinya tetap nihil. Termasuk bongkar pasang personel penting di dalam timnya.
”Ini benar-benar (keputusan) sulit. Momen yang membuat saya sedih karena sulit untuk mengatakan bahwa musim depan aku tidak akan membalap lagi dengan sepeda motor. Padahal aku sudah melakukannya selama kurang lebih 30 tahun. Jadi mulai tahun depan hidupku akan berubah,” ujarnya.
Rossi akan pensiun di usia 42 tahun. Itu berarti sudah 26 musim ia mengarungi karirnya di grand prix balap motor dunia. Karirnya dimulai pada 1996 di kelas 125cc.
Ia lalu merebut gelar juara pada kelas terendah MotoGP tersebut setahun kemudian. Pada 1998, Rossi naik kelas ke 250 cc. Di musim berikutnya ia langsung menjadi kampiun di kelas tersebut.
Karirnya di kelas para raja dimulai pada 2000. Direkrut tim satelit yang didukung Honda, Nastro Azzuro. Pada tahun berikutnya Rossi meraih gelar juara kelas 500 cc (sekarang MotoGP) dengan mengendarai motor 2 Tak, NSR500.
Di era baru 4 Tak, Rossi dipromosikan ke tim utama pabrikan Honda, yakni Repsol Honda. Dengan motor yang lebih tangguh Rossi merajalela dengan merengkuh dua gelar juara dunia secara beruntun (2002-2003).
Rossi yang sedang panas-panasnya malah terlibat perseteruan internal dengan Honda saat itu. Hubungan kedua pihak tidak bisa diperbaiki dan akhirnya memilih bercerai di akhir musim 2003.
Secara mengejutkan, Rossi memutuskan menyeberang ke tim rival, Yamaha. Tim yang saat itu sama sekali tidak diunggulkan.
Baca Juga: Valentino Rossi Sang Legenda MotoGP Pensiun
Tapi di tangan Rossi dan kepala mekaniknya Jeremy Burgess YZR-M1 menjelma menjadi senjata mematikan.
The Doctor langsung mendobrak dominasi Honda di tahun debutnya bersama pabrikan garpu tala. Bahkan, memenangi balapan pembuka musim 2004 di Afrika Selatan setelah berduel sengit dengan musuh bebuyutannya Max Biaggi. Tentu saja dengan motor yang baru saja ia tunggangi.