RADARBANDUNG.id, SOREANG – Madu memberikan peluang keuntungan hingga puluhan juta rupiah. Hal demikian, seperti yang diceritakan oleh Owner Sarkara Madhu, R. Vita Kusmawardhani.
Vita mengaku bisa memeroleh keuntungan bersih Rp50 juta-Rp60 juta per tahun dari usahanya. Bahkan ia pernah mendapatkan keuntungan Rp100 juta per tahun saat bekerjasama dengan Kementerian ESDM.
“Usaha sejak tahun 2018, tapi untuk seriusnya itu tahun 2019, karena waktu itu kita dapat proyek dari kementerian ESDM,” ujar Vita saat dihubungi RadarBandung, Senin (9/8).
3 Jenis Madu
Ada 3 jenis madu yang dijual yaitu Kaliandra, Odeng atau madu hutan dan Hitam, yang masing-masing punya cita rasa yang khas. Vita menjelaskan rasa madu Kaliandra sangat manis sehingga disarankan untuk menjadi pengganti gula.
Kalau Odeng itu multi flora, kata Vita, jika dicampur ke minuman maka rasanya berubah sehingga tidak hanya ada rasa manis saja. Sementara untuk madu hitam itu cenderung pahit karena berasal dari 80 persen nektar bunga mahoni dan 20 persen multi flora.
Baca Juga: Belajar Tentang Madu di Kedai Lebah Rancabali
Untuk bahan baku, Vita menjalin kerjasama dengan petani Garut Jawa Barat. Karena telah bermitra dengan petani, Vita mengaku tidak kesulitan mendapatkan bahan baku, lantaran juga, kondisi alam Jawa Barat yang sangat mendukung bisnisnya.
“Madu jenis Odeng dan Kaliandra yang berukuran 300 gram harganya Rp60 ribu. Kalau madu Hitam ukuran 300 gram harganya Rp80 ribu. Sementara untuk satu kilogram Kaliandra dan Odeng itu harganya Rp125 ribu, untuk madu Hitamnya Rp150 ribu,” tutur Vita.
Baca Juga: Punya Banyak Khasiat, Penjualan Madu Lembang Melonjak Tajam saat Pandemi COVID-19
“Satu kali produksi itu, biasanya kita sesuaikan dengan pesanan. Misalnya ada yang pesan satu ton, itu bisa, tapi memang tidak bisa mendadak, butuh waktu seminggu,” sambungnya.
Sarkara Madhu
Sarkara Madhu ini, kata Vita, murni tanpa olahan dari pabrik dan tanpa ada pemanasan.
Baca Juga: Madu Lembang Dipercaya Dapat Mencegah Penularan Virus Corona
Jadi, dari proses panen kemudian diperas, disaring, kemudian dikemas. Vita mengungkapkan, kualitasnya itu tergantung dari alam.
“Jadi kalau lagi musim panas, kualitas madunya pasti bagus, karena kadar air yang didalam madunya pasti sedikit. Tapi kalau lagi musim hujan dan sudah harus dipanen sarang madunya, maka hasilnya tidak sebagus ketika panennya saat musim panas. Untuk madu saya jangkanya (bertahan) tiga tahun,” ungkap Vita.