News

Bappenas Dorong Peningkatan Peran dan Fungsi Perpustakaan

Radar Bandung - 31/08/2021, 22:15 WIB
OR
Oche Rahmat
Tim Redaksi

RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Kepala Perpustakaan Nasional RI, Muhammad Syarif Bando mengatakan, Presiden Joko Widodo saat meresmikan gedung fasilitas layanan Perpustakaan Nasional RI pada 2017 lalu pernah mengingatkan, bahwa perpustakaan tidak boleh dogmatis dan menjadi menara gading melainkan Perpustakaan harus menjangkau masyarakat.

Dulu, kata dia, perpustakaan merupakan barang mewah yang dipamerkan atau menjadi pajangan para raja dan kaum eksklusif, sehingga terlihat koleksi buku dimana-mana. Soal buku itu sudah dibaca dan sejauh mana hasilnya, itu perkara berbeda.

“Saat ini paradigma perpustakaan telah mengubah peran dan fungsi perpustakaan. Peran fungsi perpustakaan mengurusi koleksi hanya tertinggal 10 persen, sisanya lebih mengedepankan peran melakukan transfer klowledge ke masyarakat. Jadi, perpustakaan sudah lama mati kalau dia masih bersikap ekslusif. Dia harus inklusif,” ucap Muhammad Syarif Bando.

Alhasil, ketika perpustakaan mulai turun ke masyarakat, mengenali segenap keseharian masyarakat, niscaya perpustakaan akan menemukan begitu banyak masalah. Dari situ diketahui bahwa kebutuhan masyarakat kepada akses perpustakaan sangatlah besar.

Paradigma yang kini dibawa Perpustakaan Nasional adalah bagaimana masyarakat memahami literasi. Syarif Bando mengatakan, literasi memiliki 4 tingkatan, dimulai dari kemampuan baca, tulis, hitung dan pembangunan karakter, aksesibilitas terhadap bahan bacaan terbaru, terpercaya dan menjadi solusi.

Kedua memahami makna tersirat dari yang tersurat. Ketiga memiliki kemampuan berinovasi atau kreativitas. Dan tingkatan akhir literasi adalah kemampuan menghasilkan barang/jasa yang berkualitas dan bermanfaat bagi masyarakat.

“Itu artinya, masyarakat membutuhkan sarana perpustakaan mengubah kualitas hidupnya. Dari barang dan jasa yang dihasilkan sebagai upaya untuk meningkatkan taraf hidupnya,” beber Syarif Bando.

Apalagi di tengah kondisi pandemi, dimana kurang lebih 20 juta masyarakat Indonesia merasakan dampak langsung Covid-19. Tidak ada jalan lain, mereka harus punya skill untuk melakukan sesuatu dan melanjutkan kehidupannya. Artinya, jutaan orang membutuhkan asupan ilmu terapan dan perpustakaan menyediakan.

“Siapa saja yang terdampak pandemi Covid-19 dan susah lapangan kerja, silahkan datang ke perpustakaan, kami akan membimbing dan mendampingi pilihan ekonomi apa saja,” katanya.

Direktur Agama, Pendidikan dan Kebudayaan Bappenas, Amich Alhumami mendukung program literasi perpustakaan berbasis inklusi sosial yang diusung Perpusnas dengan menjadikannya sebagai salah satu program prioritas nasional untuk mencapai SDM unggul dan berdaya saing.

“Di bidang perpustakaan, kami memperkuat infrastruktur seperti pembangunan gedung baru, rehabilitasi, pengadaan perabot, penyediaan bahan dan koneksi internet untuk meningkatkan tingkat kunjungan,” katanya.

(dbs)