RADARBANDUNG.id, CIPATAT- Tim Arkeologi Jawa Barat (Jabar) menemukan artefak kapak perimbas terbuat dari batu gamping saat melakukan ekskavasi di Goa Pawon, Desa Gunung Masigit, Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Penemuan kapak perimbas itu sebagai tanda kebudayaan masa zaman batu (palaeolitikum). Namun demikian, penemuan kapak di goa Pawon ini berbahan batu gamping, bukan andesit.
“Jika biasanya artefak zaman palaeolitik berbahan andesit, di Goa Pawon justru ditemukan dari batu gamping untuk alat-alat berburu dan mengolah makanan,” ujar Kepala Tim Arkeolog Jabar, Lutfi Yondri, Rabu (29/9).
Lutfi menjelaskan, Tim Arkeologi Jabar melakukan ekskavasi pada 5 kotak galian yang berdekatan dengan lokasi penemuan kerangka Manusia Pawon.
“Kami menemukan beberapa artefak baru, antara lain kapak perimbas, kapak penetak dan lancipan dalam ukuran besar,” sebutnya.
Penemuan kapak di goa-goa karst Sulawesi batu berupa batu gamping dipakai untuk lancipan dan alat-alat serpih pada era Mesolitik, di Goa Pawon justru era palaeolitik.
“Kita juga menemukan alat palaeolitik memakai batu gamping seperti kapak perimbas, kapak penetak, lancipan dalam ukuran besar. Bukan lancipan kecil, tapi besar. Ini penanda budaya cukup tua di Goa Pawon,” katanya.
Lutfi menjelaskan, fungsi kapak perimbas pada masa perburuan untuk menusuk hewan dan menggali tanah untuk memperoleh umbi-umbian. Karena bahan dasarnya yang keras, kapak ini bisa untuk memotong hasil buruan yang sama kerasnya dan cukup tebal.
Baca Juga: Situs Mulka Payung, Peninggalan Sejarah Mahkota Putri Raja di Bandung Barat
“Dengan adanya pemanfaatan batu gamping membuka informasi baru bahwa manusia zaman dulu beradaptasi dalam membuat perkakas. Karena daerah Citatah sulit ditemukan batu andesit atau obsidian, maka mereka memanfaatkan sumber daya yang ada yaitu batu gamping,” jelasnya.