RADARBANDUNG.id, BANDUNG– Apa yang terbesit ketika mendengar kata Relawan? Lantas apakah seorang relawan hanya muncul ketika bencana datang saja?
Atau bisa dilakukan dengan berbagi kebermanfaatan kecil yang kita punya sehari-hari kepada masyarakat?
Pada dasarnya berdasarkan Undang-Undang No. 11/2009, Relawan adalah seseorang dan/atau kelompok masyarakat, baik yang berlatar belakang pekerjaan sosial maupun bukan berlatar belakang pekerjaan sosial, tetapi melaksanakan kegiatan penyelenggaraan di bidang sosial bukan di instansi sosial pemerintah atas kehendak sendiri dengan atau tanpa imbalan.
Relawan, bukan hanya ada ketika bencana datang saja, melainkan dengan berbagi kebermanfaatan terkecil pun bisa merupakan sebuah bentuk tindakan kerelawanan yang bisa dilakukan seseorang sehari-hari.
Anggapan relawan yang monoton ini, berusaha ditepis oleh Pemuda Peduli. Sebuah NGO yang berdiri legal sebagai sebuah Yayasan dengan latar belakang pendidikan yang menjadi fokus bidangnya.
Dengan ketiga programnya yaitu Bina Desa, Social Traveling dan Social Navigation, Pemuda Peduli mencoba menghadirkan sudut pandang baru tentang menjadi seorang relawan bagi anak muda.
“Sebelum bergabung dengan Pemuda Peduli, terlintas pertanyaan kenapa ada orang yang mau cape tanpa mendapat apapun? Namun setelah bergabung di sini, di kerelawanan itu banyak yang aku dapet bahkan lebih dari sekedar materi dan membuat ketagihan. Karena menurut aku, ini bisa menjadi refreshing dan healing buatku,” ungkap salah satu relawan dalam Program Bina Desa dari Pemuda Peduli. Bina Desa sendiri merupakan sebuah Program pengajaran baik secara virtual dan non virtual kepada anak-anak desa binaan Pemuda Peduli di 3 desa yang tersebar di wilayah Jawa Barat yaitu 2 Desa yang berlokasi di Kabupaten Bandung Barat yaitu Desa Cicangkang Hilir dan Sirnajaya, serta 1 Desa yang berlokasi di Kabupaten Subang, Kecamatan Patokbeusi yaitu Desa Ciberes.
“Setelah aku masuk di Program Social Traveling, aku mendapat pemahaman baru bahwa kegiatan kerelawanan itu bisa dibawa dengan hal-hal yang menyenangkan. Lewat program ini, kita bukan hanya bermain di tempat tertuju. Tapi juga berkegiatan sosial kepada masyarakatnya,” kata salah satu relawan.

Volunteer Pemuda Peduli saat mengikuti kegiatan sehari-hari warga desa Pangli dalam rangkaian acara Jelajah Desa Social Traveling Pemuda Peduli yang dilaksanakan di Desa Pangli pada (12/06/21).
Program Social Traveling sendiri merupakan perpaduan antara konsep Traveling dan Volunteering, dimana nantinya Social Packer, sebutan untuk relawan yang tergabung di dalam program ini bukan hanya bermain dan menikmati suasana alam yang disuguhkan dari tempat yang ditargetkan, juga berbagi kebermanfaatan melalui kegiatan sosial yang diselipkan di dalam rangkaian acaranya.
Baca Juga: Pemuda Peduli dan Tren Menjadi Relawan “Keren” di Tahun 2021
Sampai saat ini Social Traveling telah mengunjungi berbagai lokasi diantaranya, Pantai Sawarna, Gunung Puntang, Majalengka, Garut Selatan dan Bandung.
Beberapa waktu belakangan ini, Social Traveling melaksanakan Jelajah Desa, salah satu dari tiga kegiatan utama dalam program ini selain SocPacker dan juga Bandung Sisi Sini.
Baca Juga: Kolaborasi Pemuda Peduli dan Lintasarta: Masyarakat Desa Harus Melek Digital
Mengambil lokasi Desa Pangli, Kecamatan Cibodas, Kabupaten Bandung Barat pada bulan Juni lalu.
Menjadi seorang relawan, bukan hanya turun ketika bencana saja. Namun dengan membagikan hal-hal kecil yang bermanfaat bagi sekitarnya sudah merupakan bentuk tindak kerelawanan yang bisa kita lakukan sehari-hari.
Anggapan ini berusaha diwujudkan Pemuda Peduli bagi anak muda yang menjadi sasaran dari Programnya juga bagi mereka yang terdaftar sebagai relawan muda di dalam programnya. (*)