Sempit kemungkinan diterimanya lulusan vokasi pada berbagai lowongan kerja akibat kalah saing dengan lulusan sarjana, mungkin bisa menjadi satu jawaban mengapa hal ini dapat terjadi
RADARBANDUNG.id, BANDUNG- Lapangan kerja merupakan sebuah problema yang akan dihadapi ketika kelulusan sudah dihadapi oleh seseorang.
Banyaknya bidang namun minim kesempatan menjadikan banyak pengangguran timbul akibat ini.
Berdasarkan data BPS perbulan Agustus 2020 lalu, Jumlah pengangguran di Indonesia berada di angka 9,77 Juta jiwa.
Dengan Tingkat Pengangguran Terbuka tertinggi berasal dari lulusan vokasi dengan persenan di angka 13,55.
Tingkat Pengangguran di Jawa Barat sendiri pada Usia Angkatan sebesar 1,87 Juta jiwa per bulan Februari berdasarkan data BPS Jabar tahun 2020, dengan Tingkat Pengangguran Terbuka terbesar dipegang oleh lulusan vokasi sebesa 11,30 persen.
Mirisnya, bahwa pada seharusnya mereka yang lulusan vokasi dirancang untuk siap kerja justru memegang persenan tertinggi di dua kategori tersebut.
Sempit kemungkinan diterimanya lulusan vokasi diberbagai lowongan kerja akibat kalah saing dengan lulusan sarjana, mungkin bisa menjadi satu jawaban mengapa hal ini dapat terjadi.
Berbisnis bisa menjadi salah satu alternative yang bisa diambil oleh lulusan vokasi. Dengan membangun bisnis, disamping menghidupi diri sendiri juga dapat menghidupi orang lain dengan membuka lapangan kerja baru.
Hal ini pun diamini oleh Pemuda Peduli. Bekerja sama dengan Psikologidisini, Program pelatihan bisnis berbasis sosial diluncurkan bertajuk Social Incubation.
Social Incubation sendiri merupakan sebuah program inkubasi pengembangan ide bisnis yang dimiliki peserta bukan hanya menargetkan profit tapi juga berbagi kebermanfaatan melalui bisinis yang dijalankan.
Program inipun sukses menyabet Grand Klaster Kolaborasi Semua Murid Semua Guru (SMSG) dalam acara “Janji Publik” yang dilaksanakan pada bulan April lalu.
Membawa tiga misi utamanya yaitu Memberikan pelatihan dan pendampingan pembangunan bisnis berbasis permasalahan, Menciptakan sistem bisnis yang berorientasi pada dampak terhadap masyarakat serta Menciptakan bisnis berbasis sinergi dan kolaborasi.
Dengan tujuan akhirnya ialah menciptakan seorang Sociopreneur yang tidak hanya berorientasi pada profit, tapi juga memberi dampak positif dan berkontribusi dalam penguraian permasalahan yang muncul di masyarakat.
24 orang yang terbagi ke dalam 9 kelompok terpilih menjadi peserta di dalam program ini yang nantinya, akan dibekali berbagai materi dalam mematangkan ide bisnis yang dipunya.
Materi yang disampaikan di dalam program ini diantaranya, Business Model Innovation, Goal Setting, Design Thinking, Marketing Strategy, Impact Management, Social Entrepreneurship, Volunteer & HR Management, Partnership & Collaboration Growth & Sustainability dan Finance.
Hasilnya, Team Siso Extra dan Kopi Dang menjadi dua kelompok yang keluar sebagai pemenang dari Social Incubation dan mendapat pendanaan dalam ide bisnis yang sudah dikembangkan melalui program ini.
“Alhamdulillah, Saya beruntung untuk ikut disini (Social Incubation) karena mendapatkan banyak ilmu juga pengalaman. Harapannya semoga makin banyak orang yang concern terhadap lingkungan sosialnya dimulai dari hal sekecil apapun dan dimanapun,” ungkap Aditya selaku peserta yang ikut di dalam progam ini.
Ide bisnis Kopi Dang nya yang menyasar penyandang disabilitas sebagai penerima manfaat dari ide bisnisnya.
Najelaa Shihab, selaku Founder dari Semua Murid Semua Guru mengungkapkan kepuasannya akan ide dari program Social Incubation ini.
“Ide dari Pemuda Peduli dan Psikologi Disini, merupakan sesuatu hal yang sangat dibutuhkan bagi ekosistem pendidikan,” ujarnya.
Baca Juga: Kata Mereka tentang Menjadi Relawan Setelah Bergabung Pemuda Peduli
“Bukan cuma proposal di atas kertas, karena sebetulnya Pemuda Peduli dan Psikologi Disini sudah mulia melakukan dan menanam benih-benihnya (ide dan visi tentang pendidikan) dari apa yang dikerjakan disini, dan semoga bisa menjadi manfaat bagi orang banyak,” tutur wanita yang keras disapa Mba Ela tersebut.
Selaras dengan itu, Said Alwy selaku CEO Pemuda Peduli menerangkan tujuan dari Program ini adalah menciptakan lapangan kerja berbasis keilmuan aplikatif dan berdampak pada masyarakat.
Baca Juga: Majukan Kehidupan Desa Bersama Pemuda Peduli
“Adanya Program ini bertujuan Memberikan pelatihan dan pendampingan pembangunan bisnis berbasis permasalahan, Menciptakan sistem bisnis yang berorientasi pada dampak terhadap masyarakat, dan juga menciptakan bisnis berbasis sinergi dan kolaborasi,” tutur Alwy.
Ia juga menambahkan bahwa disamping alasan TPT yang tertinggi, lulusan vokasi pun perlu dibekali soft skill yang mumpuni.
Baca Juga: Kolaborasi Pemuda Peduli dan Lintasarta: Masyarakat Desa Harus Melek Digital
“Dalam aspek soft skill lulusan SMK seharusnya dibekali ya dengan itu. Contohnya leadership, public speakingnya. Itu bisa menjadi alasan pendukung juga kenapa program ini menyasarnya anak-anak muda yang lulusan SMK terutamanya,” pungkas Alwy.
Ia berharap melalui program Social Incubation ini, dapat menciptakan sociopreneur yang mandiri, memiliki soft skill yang mumpuni, partisipatif dalam masalah yang dihadapi di masyarakat. ***
Baca Juga:
- Pemuda Peduli dan Tren Menjadi Relawan “Keren” di Tahun 2021
- Jelajah Desa Pangli bersama Pemuda Peduli
- Kenali Dunia Pekerja Sosial bersama Pemuda Peduli