News

Peneliti ITS Temukan Varietas Unggul Benih Jagung Hibrida

Radar Bandung - 22/10/2021, 15:04 WIB
Ali Yusuf
Ali Yusuf
Tim Redaksi
Peneliti ITS Temukan Varietas Unggul Benih Jagung Hibrida

RADARBANDUNG.id, BANDUNG- Sebagian besar kebutuhan benih jagung di Indonesia masih dipenuhi dari luar negeri.

Menurut Peneliti Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Muchamad Muryono, kebutuhan terhadap benih jagung di Indonesia mencapai 50.000 hingga 100.000 ton per tahun.

Hampir 80 persen pasokan benih itu didapatkan dari impor atau perusahaan-perusahaan benih internasional.

Untuk itu, Mulyono katakan, karena permintaan pasar yang tinggi dan potensi dalam negeri, Tim ITS yang bekerjasama dengan CV. Corresco melakukan program pemulian jagung hibrida yang dilakukan dengan standarisasi riset yang tinggi.

“Menyampaikan penelitian dilakukan secara kolaborasi dengan pihak swasta,” kata Muryono kepada wartawan, Jumat (22/10).

Menurut Muryono, penelitian diuji langsung Kamentan, Balai penelitian tanaman pangan, KTNA (kerukunan tani dan nelayan andalan), ahli bidang perlindungan tanaman dan praktisi pertanian.

“Kami mempresentasikan prospek panen melimpah, benih jagung yang bisa mencapai 2,37 ton sementara sekarang masih 2 ton,” terangnya.

Muryono mengatakan, pihaknya cukup agresif mengenalkan varietas TKS007. Selain itu, benih yang ditawarkan juga punya nilai adaptasi yang luas, karena ini bisa ditanam di semua lokasi dataran rendah, semua daerah tegal atau hutan.

“Ini juga sangat memungkinkan di lahan terbatas karena C4 ini sangat spesifik terhadap lahan marginal, atau lahan air sulit dijangkau oleh tanah subur, dengan ini potensial tetap berproduktif,” ungkap Maryono.

Maryono pun menyampaikan benih jagung TKS007 saat ini sudah diuji coba di 5 lokasi atau provinsi yakni Jatim, Jateng, Sumut, Lampung dan Sulawesi.

“Secara proporsi kita sudah melakukan penanaman di unit lokasi. Pastinya tiap daerah beda karena beda pulau beda iklim, tanah, ketinggian, dan petani pula, kalaupun bilang 5 lokasi sebagai representasi, kedepan kita lebih ekpansi sama dilakukan di 5 lokasi termasuk Jabar yang akan kita agresif kan penanaman jagung,” ucapnya lagi.

Ending hasil penelitian ini kalau dinilai angka panen cukup signifikan. Muryono melogikakan ayam dari hulu ke hilir 70% pakannya jagung.

“Nah karena kebutuhan pakan tinggi otomatis kita kurang stok. Sedang perbenihan masih didominasi perusahan asing, 50% skala nasional di dominasi asing, benih ini bebas GMO (Genetik modifier organisme) jadi bebas rekayasa genetika karena beberapa komponen perbenihan telah melakukan rekaya genetik, dengan skema bebas GMO,” pungkasnya.

Sementara itu, perwakilan CV. Crindo Satria Agro (CorresCo), Febri Hendrayana, menyampaikan sebagai pihak swasta (DUDI/dunia usaha dunia industri) yang bergerak pada bidang penelitian pertanian.

Baca Juga: Jabar Tanam Jagung di Palembang

“Kami sangat menyambut adanya upaya pemerintah dalam program Kedaireka ini. Semakin banyak hasil penelitian insan Dikti, semakin banyak terasa kebermanfaatannya bagi petani dan industri,” ucapnya.

“Keberhasilan ini tidak lepas dari peran kedaireka sebagai tempat bertemunya perguruan tinggi dan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) untuk berkolaborasi menciptakan beragam inovasi,” tambahnya.

Baca Juga: Jabar Jalin Kerja Sama dengan Banyuasin untuk Penuhi Kebutuhan Jagung

Kedaireka sendiri merupakan salah satu upaya Pemerintah RI melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang kompeten dan berkualitas.

Platform ini merupakan wadah berkumpulnya berbagai unsur dalam penta helix yaitu pemerintah, masyarakat, perguruan tinggi, industri, dan media. Dan semua element tersebut akan berkolaborasi dan sinergis untuk memajukan Indonesia.

(mur)


Terkait Kota Bandung
location_on Mendapatkan lokasi...
RadarBandung AI Radar Bandung Jelajahi fitur berita terbaru dengan AI
👋 Cobalah demo eksperimental yang menampilkan fitur AI terkini dari Radar Bandung.