RADARBANDUNG.id, RANCABALI- Petani stroberi di Rancabali, Kabupaten Bandung mengalami penurunan produksi hingga 40 persen saat cuaca yang sudah mulai memasuki musim hujan saat ini.
Situasi tersebut menyebabkan para petani stroberi tidak bisa memenuhi permintaan pasar.
Petani stroberi di Desa Alamendah, Rancabali, Rini Setiasih mengatakan penurunan hasil produksi itu sudah terjadi sejak satu bulan yang lalu. Kata Rini, itu adalah hal yang biasa terjadi saat musim hujan.
Menurut Rini, petani stroberi yang lain juga mengalami kondisi yang serupa. Karena biasanya, jika produksi banyak maka petani lain akan menawarkan stroberinya kepada Rini.
“Sekarang saya lagi sedikit, nyari ke orang lain juga sama, mereka juga pada kekurangan. Saya juga enggak ketutup permintaan konsumen, ke Pasar Induk saya bisa kirim empat sampai lima dus, sekarang paling kirim dua dus gede,” ujar Rini saat dihubungi via telepon, Senin (25/10).
Rini biasa menjual stroberi hasil panennya ke pasar-pasar lokal, pasar induk atau ke perorangan.
Untuk proses panen, Rini mengungkapkan, dilakukan dua hari sekali. Dalam sekali panen pada kondisi normal, Rini bisa memperoleh 2 kuintal stroberi.
“Meski produksi turun, tapi harga enggak naik, jadi standar saja,” ungkap Rini.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Liburan di Bandung
Rini menceritakan, jika ia pernah mengkreasikan stroberi menjadi dodol dan manisan. Namun hal tersebut tidak berjalan lancar dan membuatnya merugi, karena banyak produknya yang dikembalikan lagi sebab tidak bisa terjual.
Padahal, biaya yang harus dikeluarkan untuk proses produksi dodol dan manisan itu cukup mahal.
Baca Juga: Berakhir Pekan di Rumah Stroberi
“Itu kan di home industry, jadi biaya produksinya mahal, tapi kalau dimahalin malah enggak laku. Dijual di kawasan wisata, kalau diasongin kan otomatis pada maunya murah,” tuturnya.
Kondisi pertanian stroberi dulu dan sekarang, menurut Rini itu sangat berbeda. Dulu, harga stroberi itu tidak seperti harga sayur, tidak ada harga jatuhnya. Tapi sekarang, jika jumlah stroberi banyak maka harga akan turun, begitupun sebaliknya.
“Harapannya kalau lagi banyak produksi, maunya jangan jadi turun harga,” pungkas Rini.
(fik/radarbandung)