RADARBANDUNG.id, BANDUNG- Pandemi Covid-19 yang mengharuskan aktivitas masyarakat dikerjakan di rumah berdampak pada polusi udara di Kota Bandung membaik.
Menurut Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung, Dudy Prayudi salah satu faktor polusi udara membaik dari pembatasan aktivitas masyarakat.
“Ya bisa jadi salah satu faktor, karena selama PPKM atau dulu PSBB, aktivitas masyarakat dibatasi,” ujar Dudy saat dikonfirmasi, Jumat (5/11/2021).
Dari data hasil pengukuran alat pantau DLHK Kota Bandung dan KLHK di Kota Bandung saat ini dari 6 parameter udara yang diukur yaitu SO2, NO2, CO, Ozon, PM10 dan PM2,5 menunjukkan yang terburuk di parameter PM10 dan PM2,5 dengan kategori SEDANG (range 51-100).
“Untuk parameter lainnya masih dalam kategori BAIK (range 0-50), ” tambah Dudy.
Sementara itu, dari sebuah aplikasi bernama IQAir menunjukkan bahwa Kota Bandung berada di urutan ketiga pertanggal Jumat (5/11/2021) kota di seluruh Indonesia yang kadar polusi udara nya berada di kondisi sedang.
Menurut Dudy, pihaknya bersama KLHK sudah mempunyai alat sendiri untuk pengukuran soal polusi udara, khususnya di Kota Bandung.
“Tampilan tersebut merupakan hasil pemantauan kualitas udara oleh IQ Air, suatu aplikasi yang belum diketahui bagaimana metode pengukurannya dan teknologinya, hanya dari tampilan di aplikasinya mengukur parameter PM 2,5 (partikulat matter ukuran 2,5 mikron). Namun pengukurannya tidak bisa dijadikan acuan,” ujarnya.
“KLHK (Pak Dasrul Chaniago) juga mengatakan tidak menjadikan Air Visual sebagai acuan. Jadi di Indonesia (KLHK) kita percaya dgn alat AQMS karena alat yang dipasang sebelumnya dikaji dahulu metodologi dan teknologi nya sesuai US EPA dan KAN,” tambahnya.
Baca Juga: Ada Dampak Positif Virus Corona
Sementara itu, kemarin beberapa aktivis lingkungan yang tergabung dalam Bersatu Selamatkan Iklim (Bandung Berisik) berunjuk rasa di depan Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat.
Aksi tersebut menuntut bentuk nyata pemerintah dalam menyelamatkan bumi dari pembangunan yang merusak alam dan lingkungan.