RADARBANDUNG.id, ARJASARI- Sepuluh tahun berdiri, SaSadu mampu menjadi jembatan yang menyampaikan permasalahan masyarakat kepada pemerintah.
Sehingga, permasalahan yang muncul di tengah-tengah masyarakat dapat diselesaikan dengan cepat.
Tak sampai di situ, SaSadu juga memberikan edukasi tentang internet sehat kepada anggota dan masyarakat.
Wakil Ketua SaSadu, Asep Nur Saepudin mengatakan, SaSadu merupakan wadah aspirasi masyarakat khususnya yang tinggal di Jawa Barat.
Jadi selama satu dekade, lanjut Asep, SaSadu telah menjadi sarana yang menjembatani keluhan masyarakat dengan instansi pemerintah terkait.
Misalnya, keluhan yang berkaitan dengan kerusakan jalan, pelayanan PDAM, PLN dan lainnya. Kata Asep, instansi terkait melakukan respons cepat atas keluhan yang masyarakat sampaikan.
“Silakan saja masyarakat yang ingin melapor tentang keluhan bisa bergabung ke grup facebook. Kemudian kita tindaklanjuti dengan menyampaikannya kepada dinas terkait untuk segera diselesaikan dan diperbaiki,” ujar Asep saat wawancara disela-sela Acara Perayaan Hari Jadi SaSadu yang kesepuluh tahun di Arjasari, Minggu (21/11).
Manfaatkan Sosial Media dan Grup
SaSadu sendiri lebih banyak menggunakan sosial media dan grup pesan singkat untuk berkoordinasi dengan anggotanya. Saat ini pada media sosialnya, sudah ada lebih dari sepuluh ribu anggota.
Kepada anggota, netizen dan masyarakat, pihaknya menekankan pentingnya internet sehat.
“Yang namanya mengasuh netizen kan berbeda-beda dari segi watak dan segala macam. Kita ingin menerapkan internet sehat kepada seluruh netizen, literasi yang baik kemudian memberantas hoax,” tutur Asep.
Saat mendapatkan informasi atau keluhan dari masyarakat, SaSadu selalu mengedepankan konfirmasi dan validasi. Jadi, tidak serta merta informasi dari masyarakat langsung diupload ke media sosial.
“Kita tidak terima begitu saja, kalau ada berita kita konfirmasi dulu, teliti dulu kebenarannya, dari sumbernya, sumbernya dari mana, bisa dipercaya atau tidak,” ungkap Asep.
Kode Etik
Dalam kegiatannya khususnya di media sosial, SaSadu mempunyai kode etik, seperti tidak boleh membahas sara, sensitif, politik dan lainnya.
Selain itu, para anggota tidak boleh memberikan komentar yang menggunjing, membully dan lainnya. Apabila ada anggota yang melanggar aturan kode etik tersebut, maka akan dikeluarkan dari grup SaSadu.
“Jadi di kolom komentar kita harus santun. Kita didik netizen berinternet sehat, dalam artian boleh mengkritik tapi harus beretika,” jelas Asep.
Pada momentum sepuluh tahun berdiri, Asep berharap bisa lebih maju dan memiliki cakupan yang lebih luas, tidak hanya di Jawa Barat tapi juga bisa menyasar masyarakat nasional hingga internasional.
(fik/radarbandung)