RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Target Pemerintah pusat dalam menurunkan angka stunting di Indonesia sebesar 14 persen pada tahun 2024. Untuk itu, diperlukan banyak upaya untuk membantu agar target tersebut bisa tercapai.
Menurut Sekretaris Eksekutif Nasional Tujuan Pembangunan Berkesinambungan (TPB)/ Sustainable Development Goals (SDGs), Nina Sardjunani, yang terpenting dalam mencegah stunting adalah pada usia anak 1.000 hari pertama.
“Karena ini merupakan masa emas, jadi harus diperhatikan benar, asupan gizi seimbang hingga pola asuh pada anak,” katanya.
Terkait asupan gizi seimbang, banyak pihak yang menganggap anak yang lahir di tengah-tengah keluarga berkecukupan lebih terjamin gizinya, sehingga tidak akan mungkin terkena stunting.
“Pada kenyataanya, stunting juga bisa terjadi pada anak yang tumbuh di keluarga berada. Karena stunting juga bisa diakibatkan dari pola asuh dan kemungkinan anak banyak mengonsumsi obat-obatan saat kecil sehingga mempengaruhi proses tumbuh kembang,” tuturnya.
Untuk itu, berkali-kali Nina mengingatkan yang harus diperhatikan adalah keseimbangan nutrisi pada 1.000 hari pertama. Menurut Nina, gizi seimbang adalah asupan yang sesuai dengan kebutuhan anak.
Sehingga anak tidak terlalu kurus dan tidak terlalu gemuk. Karena jika anak terlalu gemuk, Nina mengatakan itu juga tidak baik, karena ada penyakit lain yang mengintainya.
“Karenanya, sangat penting untuk melakukan penimbangan setiap bulan. Sehigga mengetahui perkembangan anak,” tegasnya.
Nina mengatakan, karena itu lah pentinganya dilakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat. Terutama untuk masyarakat dipedesaan. Salah satu upaya untuk penuruan pencegahan stunting diperlukan upaya perubahan perilaku masyarakat kearah perilaku yang positif.
Dalam upaya perubahan perilaku tersebut, salah satu pemangku kepentingan adalah Perguruan Tinggi dengan para Akademisi yang mampu memahami masalah secara utuh baik teoritis maupun praktis.
Perguruan tinggi yang memiliki kewajiban menyelenggarakan Tri Dharma bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat merupakan Pemangku Kepentingan yang penting dan mitra strategis dalam upaya pengubahan perilaku pencegahan stunting.
Karenanya, Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung bekerjasama denganTanoto Fondation dalam mengembangkan modul perubahan perilaku pencagahan stunting perdasarkan hsil penelitian.