News

Ridwan Kamil Ajak Pelajar Aceh Gaungkan Penggunaan Energi Baru Terbarukan

Radar Bandung - 27/12/2021, 18:38 WIB
OR
Oche Rahmat
Tim Redaksi
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil

RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Ridwan Kamil Edukasi Pelajar Aceh Soal Potensi Energi Baru Terbarukan – Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil berdialog dengan puluhan pelajar dan mahasiswa Aceh mengenai potensi pemanfaatan energi baru terbarukan. Ia berharap anak muda terus semangat dan menjaga optimisme menjemput berbagai inovasi tersebut.

Ridwan Kamil hadir dalam kapasitas sebagai Ketua Asosiasi Daerah Penghasil Migas dan Energi Terbarukan (ADPMET). Interaksi antara dirinya dan peserta yang tergabung dalam EMIR (Energi Milenial Indonesia Raya) berlangsung cair.

Pria yang akrab disapa Emil ini mengatakan, hasil penelitian, Indonesia akan mampu swasembada energi terbarukan dari angin, air, dan matahari, pada 2050.

“Pertanyaannya, mau apa tidak. Kendala saat ini bukan dari sumber daya maupun teknologinya, melainkan kemauan. Saya harap kita semua pada tahun 2050 bisa menjemput 100 persen energi terbarukan,” kata dia, Minggu (26/12) malam.

Saat ini, energi terbarukan yang paling mudah dijemput oleh kaum milenial yaitu penggunaan motor listrik. Anak muda hisa membantu mengkampanyekannya dengan beragam cara, salah satunya memanfaatkan media sosial.

“Kalau ada pilihan beli motor berbahan bakar bensin atau listrik, maka pilihlah motor listrik, karena itu sudah lebih dari cukup untuk mendorong tren energi terbarukan di masa depan,” tuturnya.

Selain itu, ia mendorong agar PLN mulai fokus pada pemanfaatan energi listrik yang bersumber dari angin, panas, air dan energi ramah lainnya.

Potensi energi terbarukan di Provinsi Aceh sangatlah besar. “Panas matahari ada, angin dan air banyak tinggal mau memilih menu yang mana karena semuanya ada di sini,” ucap dia.

Sementara itu, Dirut Migas Hulu Jabar (MUJ) yang juga Koordinator BUMD APDMET, Begin Troys mengatakan sosialisasi mengenai pentingnya isu energi kepada anak muda sangat krusial.

Selama ini energi dianggap isu elit dan eksklusif sehingga ada keengganan untuk membahas isu tersebut. Padahal, pemanfaatannya bisa berdampak pada perekonomian daerah.

“SDM daerah harus punya perhatian dulu, ada pemahaman bahwa daerahnya itu punya hak untuk mengoptimalkan potensi migasnya. Kalau sudah ada pemahaman, kita dorong untuk turut serta. Kalau sudah tereksekusi, harapannya, anak muda bisa belajar mengoperasikan.

“ADPMET juga bekerjasama dengan Universitas Pertamina, pak ketum bersama Pertamina memfasilitasi SDM daerah mendapatkan beasiswa. Harapannya setelah lulus, balik lagi ke daerah, bangun daerahnya,” pungkasnya.

(dbs).