RADARBANDUNG.id, SOREANG- Meski sudah tersedia tempat isolasi di gedung lama, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Otista Soreang, Kabupaten Bandung tetap menyiapkan ruang isolasi tambahan.
Hal tersebut untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19 varian omicron, meskipun untuk saat ini di Kabupaten Bandung belum ada laporan kasusnya.
Direktur RSUD Otista (RSUD Soreang), dr. Riantini mengatakan meskipun varian Omicron itu mayoritas terjadi karena melakukan perjalanan luar negeri, namun tidak menutup kemungkinan bisa terjadi pada orang yang tidak melakukan perjalanan ke luar negeri.
Riantini katakan, RSUD Soreang tetap melakukan sejumlah langkah guna mengantisipasi varian baru tersebut. Pertama, yaitu dengan menyiapkan delapan ruang isolasi. Meski sebenarnya sudah ada tempat isolasi di gedung lama RSUD Soreang.
“Kalau isolasi itu ada 8 bed. Untuk pasien Covid-19 yang umum, kemudian ibu hamil dengan Covid-19, ada lagi untuk bayi dan anak-anak. Jadi dibagi berdasarkan golongan dan umur,” ujar Riantini saat dihubungi via telepon, Selasa (4/1).
Selain menyiapkan ruang isolasi tambahan, RSUD Soreang juga sudah menerapkan screening dengan memasang barcode Peduli Lindungi di semua akses masuk gedung.
Kemudian, selama kondisinya masih berstatus pandemi maka jam besuk tidak diberlakukan di rumah sakit. Upaya selanjutnya adalah dengan menggelar program vaksinasi Covid-19.
Riantini mengungkapkan pada tanggal 6 Januari mendatang akan digelar penyuntikkan vaksinasi Covid-19 bagi anak usia 6-12 tahun, dengan sasaran 200 orang.
Baca Juga: 3 RSUD di Kabupaten Bandung Ganti Nama
Menurutnya, dengan kegiatan vaksinasi maka kasus Covid-19 bisa ditekan.
“Saat ini cakupan vaksinasi sudah lebih luas, mudah-mudahan dengan vaksinasi yang terus bergerak, kasus juga bisa ditekan dan harapan dari WHO yaitu 2022 ini pandemi bisa selesai,” tutur Riantini.
Baca Juga: Pulang dari Luar Negeri, 20 Warga Jabar Terpapar Omicron
Untuk saat ini di gedung isolasi RSUD Soreang lama, kata Riantini, tidak ada pasien Covid-19.
Pihaknya mengimbau masyarakat untuk memanfaatkan program vaksinasi dari pemerintah. Apalagi kedepan ada rencana program vaksinasi booster.
“Harus divaksin minimal dua kali, karena kedepannya ada rencana program vaksinasi booster untuk masyarakat,” pungkas Riantini.
(fik/radarbandung)