News

Pernyataan Arteria Tuai Kontroversi, Iriawan: Bahasa Daerah Kenapa Dipermasalahkan

Radar Bandung - 18/01/2022, 23:23 WIB
AH
AR Hidayat
Tim Redaksi
Arteria Dahlan (Istimewa/JPC)

RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Sesepuh sekaligus Tokoh Jawa Barat, Mochamad Iriawan menanggapi pernyataan kontroversial Arterial Dahlan yang mempermasalahkan Kejati berbicara bahasa Sunda saat rapat. Protes Arteria Dahlan itu terjadi saat rapat kerja bersama Jaksa Agung ST Burhanuddin di DPR RI, Senin (17/1/2022).

Kata Iriawan, pernyataan Anggota DPR-RI Arteria Dahlan soal protes bahasa sunda tidak pantas diungkapkan seorang wakil rakyat.

“Ini (Sunda) adalah kekayaan bangsa kita, jangan dipermasalahkan,” ucap Iriawan, Selasa (18/1/2022).

Kata Iriawan, meminta pemberhentian seseorang karena penggunaan bahasa daerah dalam sebuah rapat tentunya adalah suatu yang tidak elok.
Bahkan berpotensi melukai perasaan masyarakat yang menggunakan serta mencintai bahasa daerah tersebut.

“Bagi saya tidak ada masalah apapun, mau menggunakan bahasa daerah manapun di Nusantara ini selama bisa dipahami peserta rapat atau acara yang kita pimpin,” imbuhnya.

Baca Juga: Ridwan Kamil Sarankan Arteria Dahlan Minta Maaf kepada Masyarakat Sunda

Ia melanjutkan, Indonesia memiliki keanekaragaman suku, ras dan budaya yang berbeda-beda setiap daerah. Seharusnya sebagai wakil rakyat memberikan contoh saling menghargai satu sama lain.

“Harusnya memberi contoh yang baik,” tegas Iriawan.

Baca Juga: Permasalahkan Bahasa Sunda, Wakil Ketua Fraksi Golkar DPRD Jabar Tuntut Arteria Dahlan Minta Maaf

Iriawan berharap, kedepan tidak ada lagi yang mempersoalkan masalah seperti yang dipersoalkan Arteria. Pasalnya, hal tersebut sangat menyakiti masyarakat khususnya Sunda.

“Sebagai tokoh daerah, saya sangat menyangkan pernyataan tersebut,” terangnya.

Ia mengajak seluruh masyarakat agar bersama-sama menjaga keberagaman dan kebhinekaan untuk persatuan juga kesatuan bangsa Indonesia. Bagi Iriawan berbahasa daerah bukan berarti tidak nasionalis. Sebab nasionalisme dibangun dari kekuatan daerah-daerah.

(*)