News

Ini Keistimewaan 5 Kuliner Khas Jabar yang Resmi Jadi Warisan Budaya

Radar Bandung - 01/04/2022, 13:54 WIB
AY
OR
Ali Yusuf, Oche Rahmat
Diedit oleh Redaksi
Kuliner khas daerah Jawa Barat sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB). Foto: Istimewa

RADARBANDUNG.id, BANDUNG- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) menetapkan 5 kuliner khas daerah sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB).

Kuliner khas daerah sebagai WBTB Jabar tersebut mulai dari empal gentong hingga dodol ketan Kasepuhan Banten Kidul.

Berikut ini daftar 5 kuliner khas Jabar yang masuk Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) dan keistimewaannya: 

Bubur suro cirebon Ini Keistimewaan 5 Kuliner Khas Jabar yang Resmi Jadi Warisan Budaya

1. Bubur suro (Cirebon)

Bubur suro adalah kuliner istimewa yang biasa tersaji saat upacara selamatan, khususnya saat memasuki Tahun Baru Islam yang jatuh pada 1 Muharram dalam kalender hijriah atau tanggal 10 Suro dalam penanggalan Jawa.

Melansir laman disbudpar.cirebonkota.go.id, bubur suro terbuat dari bubur beras, santen kelapa, dan lauk pauk.

Lauk pauknya seperti sambal goreng, dendeng daging sapi suwir, ayam suwir, ikan asin jambal, ebi, serundeng kuning, kacang tanah goreng, buah delima pretel, buah jerus gede suwir, daung kemangi dan bahan lainnya.

Selain itu, bubur suro juga disajikan bersama dari aneka hasil bumi, seperti kacang-kacangan, kelapa, umbi-umbian, kelapa, dan buah-buahan. Salah satu filosofinya dari pembuatan bubur suro ini, adalah ajaran agar senantiasa bersyukur dan bersedekah.

Pasalnya, bahan-bahan pembuatan bubur ini berasal dari masyarakat yang sukarela dan diolah di Bangsal Paseban Keraton Kanoman Cirebon. Untuk penyajian, bubur suro ditempatkan di takir, yaitu wadah yang terbuat dari daun klutuk yang dibentuk seperti perahu sebagai pengingat Nabi Nuh AS.

Biasanya sebelum disajikan, terdapat beberapa upacara adat yang lebih dulu digelar di lingkungan Keraton Kanoman Cirebon.

empal gentong Ini Keistimewaan 5 Kuliner Khas Jabar yang Resmi Jadi Warisan Budaya

2. Empal Gentong

Empal gentong merupakan sajian nusantara khas Cirebon. Sekilas, kuliner yang masuk dalam WBTB Jabar ini mirip dengan gulai, padahal dari cara dan penyajiannya berbeda.

Dilansir dari laman disbudpar.cirebonkota.go.id, pada awalnya empal gentong dibuat dari daging kerbau. Salah satu keunikannya, daging kerbau itu dimasukkan ke dalam gentong dari tanah, kemudian dimasak dengan menggunakan kayu asam.

Laman yang sama menyebutkan, jika empal gentong awalnya diciptakan masyarakat Desa Battembat pada tahun 1950-an. Kala itu, jumlah kerbau ternak di desa itu sangatlah banyak sehingga para wanita desa ditantang untuk menyajikan kuliner enak dari daging kerbau.

Namun lambat laun, bahan dasar empal gentong tak melulu menggunakan daging kerbau. Tetapi, beralih ke daging sapi karena memasuki tahun 1980-an, daging kerbau mulai sulit didapatkan. Para peternak saat itu dikisahkan mulai beralih beternak sapi.

Sumber lainnya, empal gentong sedianya telah hadir sejak abad ke-15 di Cirebon. Kuliner ini merupakan produk akulturasi dari empat budaya, yakni budaya Arab, China, India dan Indonesia. Memang kala itu Cirebon ibarat menjadi mixed pot, atau persinggahan pedagang dari Jalur Sutra.

Daging kerbau digunakan karena ada pengaruh agama Hindu dari India, yang melarang penyembelihan sapi. Masakan kaya rempah seperti Arab, India dan Indonesia, kemudian jeroan ternak yang biasa ditemukan dalam kuliner China.

Baca Juga: Berburu Kuliner dan Oleh-oleh Makanan Tradisional Khas Bandung Timur

Soal rasa, empal gentong ini rasanya juara. Irisan daging, jeroan, hati yang ditambah kuah kuning menjadi teman mesra dari nasi. Rasanya, gurih asin dan sedikit pedas oleh sambal adalah rasa dari kuliner ini dan akan lebih nikmat jika disantap hangat-hangat.

Saking populernya kuliner ini, traveler tidak akan kesulitan untuk menemukan warung Empal Gentong di wilayah Kota Cirebon, Jabar.