News

Merayakan Pencapaian Perempuan di Sektor Kelistrikan

Radar Bandung - 08/03/2022, 08:39 WIB
AH
AR Hidayat
Tim Redaksi

Bekerja disektor kelistrikan dengan mayoritas pekerja laki-laki bukan hal mustahil, meskipun tidak berarti mudah. Terjun, bertahan dan bertumbuh didalamnya membutuhkan kekuatan besar dan performa terbaik, dalam setiap buah pekerjaan yang dihasilkan.

RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Sebagai bagian dari proses bisnis PLN dengan core melakukan pemeliharaan aset transmisi di sisi tegangan tinggi dan ekstra tinggi, unit PLN transmisi identik kaitannya dengan pekerjaan teknis kelistrikan yang didominasi oleh pekerja laki-laki.

Meski demikian, dominasi itu tetap menyisakan ruang bagi para perempuan yang bekerja di PLN. Di Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Tengah (UIT JBT) salah satunya, porsi perempuan yang bekerja di sektor ini sebanyak 13,35% dari total keseluruhan.

Walau minor, para perempuan di UIT JBT tetap memiliki ruang untuk bertumbuh dan mengembangkan kompetensinya. Mereka tersebar diberbagai macam fungsi, mulai dari supporting, core business, hingga di level kepemimpinan. Saat ini, UIT JBT bahkan tercatat sebagai satu-satunya unit di PLN yang memiliki Manager Unit Pelaksana Transmisi perempuan.

General Manager PLN UIT JBT, Sumaryadi mengatakan, peran dan tanggung jawab seorang manager Unit Pelaksana Transmisi sangat krusial. Mereka bertanggung jawab memimpin organisasi di level unit pelaksana untuk melakukan fungsi pemeliharaan jaringan transmisi yang penuh dengan pekerjaan-pekerjaan teknis dan berbagai analisa. Ini mengharuskan Manager UPT untuk siaga selama 24 jam.

“Disini (UPT) tidak ada ruang untuk berbuat kesalahan. Tidak banyak orang yang memiliki kompetensi ini. Maka, menjadi perempuan yang menduduki peran dan tanggung jawab besar disebuah pekerjaan yang kental dengan nilai maskulin, menjadi sesuatu yang spesial dan istimewa,” terang Sumaryadi.

Tantangan Para Pemimpin Perempuan

Titi Murdiyati (43), satu dari dua MUPT perempuan di UIT JBT yang telah 2 tahun memimpin ini menuturkan, menjadi pemimpin dilingkungan kerja dengan dominasi laki-laki bukan tanpa tantangan.

“Disisi personal, kita harus punya support dari keluarga. Sementara di organisasi, tantangannya adalah meyakinkan mereka (tim yang dipimpin), bahwa punya leader seorang perempuan itu tidak akan menurunkan performa kerja unit,” tuturnya.

Baca Juga: REC PLN Makin Diminati, Perusahaan Tekstil di Semarang Nikmati Listrik Hijau 1.385 kVA

Keyakinan itu berhasil didapatkan Titi dengan proses yang Panjang. Titi menceritakan salah satu pengalaman yang paling berkesan, ketika mendampingi timnya melakukan recovery gangguan kelistrikan yang berdampak pada pasokan listrik di salah satu pabrik oksigen, di Kaliwungu.

“Waktu itu tantangannya, gangguan harus direcovery dan trafo harus berfungsi kembali dalam waktu kurang dari 24 jam. Suatu kebetulan, kejadiannya terjadi sehari sebelum ulang tahun pernikahan saya,” katanya.

Baca Juga: Dua Karya Inovasi PLN Raih Penghargaan Internasional

Peran dan tanggung jawabnya sebagai pemimpin membuat Titi turun langsung ke lokasi gangguan untuk melakukan pendampingan serta pengawasan langsung proses recovery gangguan kelistrikan tersebut. Rangkaian pekerjaan itu membuatnya harus bermalam di Gardu Induk dan terus siaga sampai seluruh permasalahan gangguan terselesaikan.

Proses panjang tersebut berbuah manis. Titi mendapatkan kepercayaan dan respect yang penuh dari seluruh tim.

“Kami nggak nyangka Ibu punya stamina luar biasa untuk menemani kami menyelesaikan pekerjaan,” kata Titi menceritakan pendapat timnya saat itu.