RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Barat terus fokus melakukan upaya penurunan stunting. Salah satunya mengedukasi warga soal pola hidup sehat dan makan makanan bergizi.
Hal itu diungkapkan Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat, Dr Wahidin, M.Kes usai acara Forum Koordinasi Jurnalis dalam Rangka Penanganan Stunting di Jawa Barat di Aston Pasteur Hotel, Bandung, Senin (25/4/2022).
Menurut Dr Wahidin, angka stunting di Jabar saat ini 24,5 persen. Artinya setara dengan angka nasional yaitu 24,5 persen. Hanya karena penduduknya sebagai provinsi dengan jumlah terbanyak maka secara nasional angkanya menjadi seperti paling besar.
“Jika dilihat dari angka persentase, Jabar sudah rendah 24,5 persen. Tapi secara nasional memang terlihat besar. Sebab data nasional stunting itu ada sekitar 5,3 juta. Nah’ sekitar 20 persenya ada di Jabar. Karena penduduk jabar hampir 20 persen dari angka nasional. di Jabar kurang lebih ada 1 juta orang yang diduga stiunting,” papar Dr Wahidin.
Dr Wahidin melanjutkan, angka prevalensi stunting Jabar mengalami penurunan signifikan. Dari 31,5 persen pada 2018, kini berada di angka 24,5 persen atau setara nasional, yakni 24,4 persen.
“Kendati mengalami penurunan signifikan, angka prevalensi stunting Jawa Barat masih tergolong besar. Penyebabnya adalah faktor banyaknya jumlah penduduk di Jawa Barat,” sambungnya.
Baca Juga: 2.000 Dosis Vaksin Booster Sasar Karyawan Industri, BKKBN Dorong Putus Mata Rantai Covid-19
Dr Wahidin menyebut, upaya yang dilakukan pencegahan stunting baru dengan cara pendampingan. Hal itu juga menjadi langkah Provinsi Jabar untuk merealisasikan target Gubernur Jabar Ridwan Kamil, yakni zero stunting di 2023.
“Artinya bukan tidak ada stunting, tapi tidak ada stunting baru di tahun depan. Stunting yang sekarang ada kita dampingi, tapi kalau bisa jangan ada stunting baru. Tugas kita saat ini kerja keras mengedukasi semua lapisan warga agar menerapkan pola hidup sehat,” imbuh Dr Wahidin.
Baca Juga: BKKBN Jabar Perkuat Komitmen Turunkan Angka Stunting
Dr Wahidin menyebut, salah satu faktor masih tingginya angka prevalensi stunting di Jabar karena pola perilaku atau pola asuh orang tua, khususnya terkait asupan makanan anak.
“Sejauh ini pola perilaku dan pola asuh orang tua. Jadi ketika lahir sehat, namun dalam dua tahun terjadi stunting,” tuturnya.