RADARBANDUNG.id, BANDUNG- Himpunan Pedagang Pasar Baru Bandung (HP2B) meminta pengelola pasar baru memperbaiki fasilitas umum secepatnya.
“Di pasar baru ini memang ada beberapa fasilitas umum yang sudah rusak dan belum diperbaiki pengelola sejak beberapa tahun lalu,” ujar Ketua HP2B Iwan Suhermawan, kepada wartawan baru-baru ini.
Iwan mengatakan beberapa fasilitas umum yang rusak itu di ataranya eskalator, lift dan AC.
Menurutnya, sekarang meski pengelola sudah beralih tangan dari PD Pasar Bermartabat ke PT DAM Sawarga Maniloka Jaya, namun fasilitas Pasar Baru belum benar-benar pulih semua. “Memang sudah ada yang diperbaiki, tapi masih jauh dari harapan kami,” ujar Iwan.
Ia mengungkapkan, dari 19 eskalator yang rusak di Pasar Baru, baru 10 yang diperbaiki. Selain itu, dari 4 unit lift yang rusak baru satu yang diperbaiki. “Belum lagi masalah AC yang belum diperbaiki sangat mengganggu,” katanya.
Menurut Iwan, rusaknya lift dan eskalator ini sangat mengganggu pedagang dan pengunjung, khususnya di lantai 1 ke atas. Karena bagaimanapun juga akses ke atas pasti membutuhkan alat.
Baca Juga: Sudah New Normal, Pasar Baru Masih Sepi, Pedagang Menjerit
“Pengunjung pasti akan enggan berbelanja ke sini kalau fasilitas ini belum diperbaiki. Itu berakibat dari penurunan angka kunjungan ke Pasar Baru secara keseluruhan,” tegas Iwan.
Iwan mencontohkan, saat Ramadhan, pengunjung kesulitan mengakses beberapa lantai di pasar baru karena lift yang tak berfungsi. Akibatnya pengunjung harus antre dan itu membuat mereka tidak nyaman.
“Ini adalah satu satu penyebab masih kurangnya pengunjung ke pasar baru jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya,” jelas Iwan.
Baca Juga: Pasar Baru Terdampak Covid-19, Banyak Toko Bangkrut
Belum lagi, lanjut Iwa pascapandemi covid-19, daya beli masyaraat belum sepenuhnya pulih. Itu terlihat dari kunjungan yang hanya sekitar 5 ribu pengunjung pada Ramadhan lalu, berbeda dengan Ramadhan sebelum ada pandemi yang mencapai 20-30 ribu kunjungan.
“Kan ada warga yang kena PHK dan sekarang belum dapat pekerjaan lagi. Belum lagi sekarang harga barang pokok sangat mahal. Sehingga warga otomatis hanya membeli bahan-bahan pokok saja,” tambahnya.