RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) menggelar Training of Trainer (ToT) Terintegrasi di Bandung, Sabtu (18/6/2022). Kegiatan tersebut diikut 274 pengurus Dewan Pengurus Daerah (DPD) se Jabar
Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) PPNI, Dr Harif Fadhillah mengatakan, ToT Terintegrasi merupakan implementasi program kerja di 2022.
“Tujuan dari ToT ini meningkatkan koordinasi, komunikasi antar pengurus internal PPNI serta menyamakan gerak langkah dalam menyikapi persoalan khususnya berkaitan dengan kesejahteraan perawat,” ucap Harif.
Hanif mengungkapkan, dalam kegiatan ToT Terintegrasi ini juga dibahas beberapa program unggulan yang bersentuhan langsung dengan warga.
“Kami prioritaskan penguatan organisasi dan menyolidkan solidaritas, kapasitas agar bisa memberikan pelayanan maksimal untuk warga,” jelasnya.
Terlebih, Hanif menegaskan, saat ini pihaknya sedang mengawal terkit kesejahteran perawat baik, khususnya di sektor swasta.
Menurutnya, tenaga perawat selama ini kurang perhatian dari sisi kesejahteraannya. Besaran upah atau gaji yang diterima perawat setiap bulannya jauh dari kata layak sebagai seorang pekerja profesi.
“Penerimaan perawat di rumah sakit atau fasilitas kesehtan lain sama antara cleaning service (cs) dan bagian administrasi. Gaji sama sebesar Upah Minimum Provinsi (UPM),” ungkapnya.
Baca Juga: Percepat Pelayanan Kesehatan, DPW PPNI Jabar Gagas Satu Desa Satu Perawat
Padahal kata Harif, perawat harus menempuh kuliah selama tiga tahun. Mareka juga harus mempunyai izin agar bisa bekerja profesi perawat.
“Perawat juga harus mempunyai izin, dan ngurusnya enggak mudah. Tapi penghargaan yang diberikan swasta belum sebanding dengan apa yang dikerjakan perawat itu.
“Maka kalau kita belajar dari pandemi Covid-19 yang orang lain harus menghindar, perawat sebaliknya harus hadir. Bukan hanya waktu tenaga, tapi juga banyak nyawa yang dikorbankan untuk pengabdian,” imbuhnya.