RADARBANDUNG.ID, BANDUNG – Perekonomian Indonesia hingga akhir kuartal II ini menunjukkan indikator yang positif meskipun di tengah tekanan eksternal yang semakin besar dari Perang Russia-Ukraina, angka inflasi global yang meningkat dan kenaikan suku bunga acuan The Fed yang cukup agresif.
Volatilitas memang meningkat pasca keluarnya angka inflasi Amerika Serikat sebesar 8,6% yang lebih tinggi dari ekspektasi pasar dan merupakan inflasi AS tertinggi dalam 40 tahun terakhir.

Chief Economist Bank Mandiri, Andry Asmoro.
Chief Economist Bank Mandiri, Andry Asmoro mngungkapkan, kenaikan inflasi tersebut tentu saja semakin memicu ekspektasi pasar akan kebijakan The Fed yang akan lebih ‘hawkish’ dengan kenaikan suku bunga ke depan yang tetap agresif. Lantas pertanyaan besarnya adalah, bagaimana dampaknya bagi perekonomian Indonesia?
Perekonomian Indonesia masih menunjukkan pemulihan ekonomi yang berlanjut dengan berbagai faktor.
Misalnya, dari sisi konsumsi, belanja masyarakat sepanjang kuartal II 2022 sudah mencapai level tertinggi sepanjang pandemi.
“Hal ini ditunjukkan oleh Mandiri Spending Index (MSI) dimana indeks frekuensi belanja berada di level 185,5. Sementara indeks nilai belanja naik ke level 159,9, indeks tertinggi sepanjang pandemi,” ujarnya.
Kemudian, sambungnya, hal ini mengindikasikan pemulihan ekonomi yang signifikan jika dibandingkan dengan periode dua tahun sebelumnya, yang berjalan beriringan dengan pelonggaran mobilitas masyarakat.
“Tingkat belanja di semua wilayah kembali meningkat sejak awal Maret 2022. Perbaikan tingkat belanja tidak hanya terjadi di wilayah-wilayah yang terimbas kenaikan harga komoditas, namun juga di wilayah yang mengandalkan pariwisata,” jelasnya.
Baca Juga: Kembangkan Bisnis dan Layanan Terbaik, Bank Mandiri Lanjutkan Transformasi Digital di HUT ke-23
Sebagai contoh, tren meningkatnya mobilitas masyarakat membuahkan perbaikan tingkat belanja di wilayah Bali dan Nusa Tenggara yang merupakan salah satu daerah wisata utama.
Berdasarkan data MSI, tingkat belanja di Bali dan Nusa Tenggara berangsur membaik sejak pertengahan tahun lalu tercatat mencapai level 80,6 di periode Ramadan 2022, yang merupakan level tertinggi selama pandemi.
Baca Juga: City Selection Livin Mandiri Indonesia 3×3 Turnamen 2022 di Bandung Dibanjiri Seratus Peserta
Dari sisi Produksi, pemulihan ekonomi sektoral menunjukan arah yang semakin solid, ditunjukan semakin banyak sektor dengan level PDB sektoralnya sudah melebihi level sebelum pandemi Covid-19.
“Pertumbuhan ekonomi sektoral pun semakin kuat, impor bahan baku dan barang modal meningkat, mengindikasikan pergerakan ekonomi yang terus membaik. Ekspor pun tumbuh memanfaatkan peluang pasar yang membaik di negara-negara tujuan ekspor seiring dengan pemulihan ekonomi global,” paparnya.