News

Ratusan Anak Berkebutuhan Khusus Mendapat Pelatihan Teknologi dari AWS

Radar Bandung - 29/07/2022, 10:26 WIB
AY
Ali Yusuf
Tim Redaksi

RADARBANDUNG.id, BANDUNG- Ratusan anak berkebutuhan khusus mendapat pelatihan teknologi komputer dan internet. Hal ini merupakan bagian dari upaya mengatasi kesenjangan sekaligus meningkatkan kecakapan teknologi bagi warga disabilitas.

Pelatihan tersebut digagas oleh perusahaan penyedia infrastruktur dan solusi komputasi awan (cloud computing) Amazon Web Services (AWS) bertajuk Laptop for Builders di Bandung.

Mereka menggandeng Dinas Pendidikan Jawa Barat, Yayasan Sagasitas, dan Gerakan Pramuka Kwartir Jawa Barat. Pada edisi kali ini, pelatihan menyasar anak-anak berkebutuhan khusus yang memiliki kondisi tunarungu, tunawicara, tunanetra, dan tunadaksa (cerebral palsy).

Tujuannya mewujudkan pendidikan teknologi yang inklusif dan merata untuk semua golongan, serta terhadap pemenuhan kesenjangan talenta cakap digital di Tanah Air.

Tahap pertama pelatihan ditutup dengan kompetisi dan ajang penganugerahan yang diadakan Kamis di Grand Hotel Preanger. Laptop for Builders 2022 di Jawa Barat sukses melatih sekitar 150 anak-anak berkebutuhan khusus yang tergabung di sekolah luar biasa maupun pramuka, sekaligus instrukturnya masing-masing.

Melalui pelatihan yang disediakan AWS dan mitranya di bidang pendidikan kepada para instruktur, anak-anak diajarkan berbagai kecakapan teknologi yang bermanfaat untuk menghadapi masa depan yang semakin terdigitalisasi.

Tahap pertama pelatihan dimulai dengan mengasah keterampilan dasar berupa desain situs web dan pengembangan konten, dilanjutkan dengan materi cloud yang lebih menantang. Selain pelatihan, AWS memberikan donasi berupa laptop kepada sekolah dan instruktur yang terlibat.

Gunawan Susanto, Country Manager, Indonesia, AWS mengatakan gerakan serupa juga dilakukan di DKI Jakarta dan Bali. “Indonesia masih memiliki kesenjangan talenta cakap digital yang cukup tinggi dalam mewujudkan visinya sebagai salah satu pemain ekonomi digital terbesar di kancah global pada 2045,” kata dia, Kamis (28/7).

“Untuk dapat mengisi kesenjangan tersebut, kami melihat bahwa seluruh SDM harus dimobilisasi, termasuk anak-anak berkebutuhan khusus,” ia melanjutkan.

Gunawan meyakini bahwa anak-anak berkebutuhan khusus juga berhak atas pendidikan teknologi yang setara. Ia percaya, pendidikan teknologi merupakan kunci bagi mereka untuk bekerja, berkarya, dan meniti masa depan yang lebih baik.