Berikut ulasan seputar mandi wajib, niat bagi laki-laki dan perempuan setelah berhubungan intim suami istri, sebab-sebab dan tata cara
RADARBANDUNG.id- Sesuai dengan namanya, mandi wajib (junub) merupakan mandi yang diwajibkan untuk menyucikan diri, ritual mandi ini biasanya dilakukan sepasang suami istri setelah berhubungan intim.
Islam sangat menghargai dan memperhatikan kebersihan. Bahkan hidup bersih dengan menaati anjuran kesehatan dan kesucian sangatlah disarankan.
Apakah harus mandi wajib setelah berhubungan?
Dalam Islam, mandi wajib merupakan salah satu bentuk ibadah kepada Allah SWT. Untuk menyempurnakan ibadah ini, ada hal-hal mengenai kesucian ibadah. Allah telah menuliskan perintah untuk mandi wajib dalam Alquran.
Allah berfirman: “Wa ing kuntum junuban faththohharuu,”. Yang artinya: “Dan jika kamu junub, maka mandilah,” (QS Al Maidah:6).
Salah satu pokok dalam praktik bersuci yang wajib adalah mandi janabah atau mandi junub untuk menghilangkan hadats besar. Mandi wajib adalah bagi mereka yang dalam keadaan junub yakni ketika seseorang mengalami salah satu dari 2 hal:
Berikut sebab-sebab mandi wajib:
Pertama, keluarnya mani dari alat kelamin laki-laki atau perempuan, baik karena mimpi basah, mempermainkannya, ataupun gairah yang ditimbulkan penglihatan atau pikiran. Kedua, jimak atau berhubungan seksual, meskipun tidak mengeluarkan mani
Persoalan mandi wajib penting karena berkaitan dengan ibadah-ibadah lain, baik yang fardhu maupun sunnah. Orang yang dalam keadaan junub dilarang, antara lain melaksanakan shalat, berdiam diri atau duduk di masjid, thawaf atau mengelilingi Ka’bah, melafalkan ayat Al-Qur’an, dan menyentuh mushaf.
Lantas bagaimana cara mandi wajib yang benar? Berikut penjelasannya melansir laman NU Online:
Bacaan niat mandi wajib untuk laki-laki dan perempuan
Dalam mandi wajib seseorang wajib melaksanakan 2 rukun. Pertama, niat. Yakni kesengajaan dalam hati. Bila ia mampu melafalkan juga secara lisan, hal ini lebih utama.
Berikut niat mandi wajib:
نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ اْلحَدَثِ اْلأَكْبَرِ مِنَ اْلِجنَابَةِ فَرْضًا لِلهِ تَعَالَى
“Nawaitu Ghusla Lifrafil Hadatsil Akbari Minal Janabati Fardhan Lillahi Ta’aala.”
Artinya: “Aku niat mandi untuk menghilangkan hadats besar dari janabah, fardhu karena Allah Ta’ala.” Dalam madzhab Syafi’i, niat harus bersamaan dengan saat menyiramkan air pertama kali ke tubuh.
Kedua, mengguyur seluruh bagian luar badan, tak terkecuali rambut dan bulu-bulunya. Untuk bagian tubuh yang berambut atau berbulu, air harus bisa mengalir sampai ke kulit dalam dan pangkal rambut/bulu.Tubuh diasumsikan sudah tidak mengandung najis.
Sunnah mandi junub
Selain hal wajib doa niat dan tata cara mandi wajib tersebut, ada juga sejumlah sunnah dalam mandi wajib. Imam al-Ghazali dalam Bidâyatul Hidâyah secara teknis menjelaskan urutan, adab mandi wajib dengan cukup rinci mulai dari awal masuk kamar mandi hingga keluar lagi, sebagai berikut:
Urutan mandi wajib:
1. Saat masuk ke kamar mandi ambilah air lalu basuhlah tangan terlebih dahulu hingga 3 kali.
2. Bersihkan segala kotoran atau najis yang masih menempel pada badan.
3. Berwudlu sebagaimana saat wudhu hendak shalat termasuk doa-doanya. Lalu akhiri dengan menyiram kedua kaki.
4. Mulailah mandi wajib dengan mengguyur kepala sampai 3 kali- bersamaan dengan itu berniatlah menghilangkan hadats dari janabah.
5. Guyur bagian badan sebelah kanan hingga 3 kali, kemudian bagian badan sebelah kiri juga hingga 3 kali. Jangan lupa menggosok-gosok tubuh, depan maupun belakang sebanyak 3 kali; juga menyela-nyela rambut dan jenggot (bila punya).
Pastikan air mengalir ke lipatan-lipatan kulit dan pangkal rambut. Sebaiknya hindarkan tangan dari menyentuh kemaluan–kalaupun tersentuh, berwudlulah lagi.
Selebihnya adalah sunnah muakkadah dengan keutamaan-keutamaan yang tak boleh diremehkan. Orang yang mengabaikan kesunnahan ini, kata Imam al-Ghazali, merugi karena sejatinya amalan-amalan sunnah tersebut menambal kekurangan pada amalan fardlu.
Baca Juga:
- Hukum Menjilat Kemaluan Istri, Bolehkah?
- Doa Sebelum Berhubungan Suami Istri agar Tahan Lama dan Cepat Hamil
- Istri Menolak Ajakan Variasi Gaya Bercinta Suami, Termasuk Pembangkangan?