News

Bantuan Al-Qur’an Braille untuk Para Tunanetra

Radar Bandung - 01/09/2022, 15:08 WIB
AY
Ali Yusuf
Tim Redaksi
Perwakilan penerima manfaat yang sedang membacakan Al-Qur'an Braille

GANGGUAN kemampuan dalam indra penglihatan bukanlah halangan untuk menaati kewajiban kepada Sang Pencipta. Sebagai umat muslim yang taat, membaca Al-Qur’an walau penuh kekurangan fisik tetap dijalankan.

Hal inilah yang dilakukan oleh para lansia tunanetra di Yayasan Yatim Piatu dan Jompo Qolbun Salim di Jalan Wirasastra 411 Desa Ciparay, Kecamatan Leuwimunding, Kabupaten Majalengka.

Kegiatan membaca Al-Quran sering dilakukan para tunanetra di Yayasan Yatim Piatu dan Jompo Qolbun Salim tersebut. Jumlah tunanetra yang ada di yayasan tersebut berjumlah 20 hingga 30 orang. Setiap seminggu sekali digelar pengajian akbar yang dilakukan para tunanetra.

Al-Qur’an braille menjadi kebutuhan utama bagi para tunanetra untuk menjalankan ibadah membaca alquran kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

“Penyaluran braille untuk para tunanetra di Majalengka sangat baik dan benar karena kalau al-qur’an biasa kan banyak di toko-toko, kalau Al-Qur’an braille kan hanya khusus yang minta. Pun kalau beli harganya lumayan, 1,5 jutaan. Jadi kami sangat mendukung pada yayasan yang membantu supaya para tunanetra bisa baca Al-Qur’an,” ujar salah satu tunanetra di Yayasan Yatim Piatu dan Jompo Qolbun Salim.

Pada 26 Agustus 2022, Call To Action Indonesia mengunjungi para tunanetra di Yayasan Yatim Piatu dan Jompo Qolbun Salim. Kunjungan yang dilakukan Call To Action Indonesia dilakukan sebagai bentuk silaturahmi dan penyaluran bantuan.

Call To Action Indonesia memberikan penyaluran bantuan berupa sejumlah enam set Al-Quran braile di Yayasan Yatim Piatu dan Jompo Qolbun Salim.

Call To Action Indonesia sebagai NGO yang bergerak dalam bidang sosial dan ekonomi melakukan penggalangan dana untuk memberikan bantuan Al-Qur’an braille pada para tunanetra.

Para tunanetra di Yayasan Yatim Piatu dan Jompo Qolbun Salim juga mengharapkan adanya pelatihan pembacaan Al-Qur’an bagi para tunanetra. Adanya pelatihan tersebut diharapkan dapat meningkatkan kemampuan membaca al-qur’an bagi para tunanetra di yayasan.

Jadi para tunanetra dapat melafalkan Al-Qur’an dengan sangat baik dan sesuai dengan tajwidnya. Selain pelatihan untuk pelatihan pembacaan Al-Quran Braille para tunanetra tersebut juga menginginkan adanya pelatihan untuk lebih bisa mengembangkan keahlian yang nantinya dapat memberikan manfaat ekonomis seperti pelatihan pijat dan wirausaha.

Hal tersebut mereka harapkan demi kesejahteraan ekonomi mereka.

Sejarah kemunculan Al-Qur’an braille di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari bantuan luar negeri. Pada 1954 Lembaga Penerbitan dan Perpustakaan Braille Indonesia mendapatkan kiriman Al-Qur’an braille dari Unesco. Unesco menampung hasil kiriman Al-Qur’an braille dari Yordania. Sejak saat itu, muncul banyak lembaga pendidikan tunanetra yang berusaha memproduksi Al-Qur’an braille di Indonesia.

Berbagai perhatian dicurahkan untuk membantu para tunanetra agar bisa membaca al-qur’an. Bantuan Al-Qur’an braille sangat berharga bagi para tunanetra yang sangat ingin membaca Al-Qur’an.

Penulis: Raka Putra Pratama – Call To Action Indonesia