RADARBANDUNG.id – Puluhan ribu suporter Arema kembali ke Stadion Kanjuruhan, Malang, Jumat (7/10) malam. Mereka kembali ke tempat di mana tragedi Kanjuruhan terjadi pada Sabtu (1/10) lalu.
Kembalinya suporter Arema ke Stadion Kanjuruhan itu adalah untuk menggelar doa bersama dan pembacaan Yaasin dan Tahlil untuk para korban. Suporter Arema yang berpakaian serba hitam tampak memadati Stadion Kanjuruhan sejak pukul 15.00 WIB.
Mayoritas suporter Arema yang menyebut diri sebagai Aremania itu datang dari seluruh penjuru Malang Raya. Mengenakan berbagai atribut, suporter Arema yang hadir tampak sendu. Selepas maghrib atau pukul 19.00 WIB, mereka memulai pembacaan Yaasin. Lantunan ayat suci menggema di lapangan parkir Stadion Kanjuruhan, tepat di depan musala.
Baca Juga: Ini Lirik Lagu Kanjuruhan Ciptaan Iwan Fals
Musala tersebut sempat digunakan sebagai tempat perawatan sementara para korban tragedi Kanjuruhan. Beberapa di antara Suporter Arema yang hadir tampak menangis. ”Laa illa ha illallah,” seru seluruh suporter di Stadion Kanjuruhan.
Anto, salah satu senior suporter Arema, kemudian memberikan sambutan dan memimpin salawat. Gerimis yang turun membuat suasana menjadi sendu. Rintik hujan yang turun kemudian mulai deras. Bersamaan dengan turunnya air hujan, suporter semburat. Namun bukan untuk berteduh. Mereka berjalan mengitari stadion.
Baca Juga: Polri Perbaharui Data Korban Tragedi Kanjuruhan Jadi 131 Orang Meninggal
“Ayo nyopo nawak-nawak nang gate rek!” seru salah satu suporter, yang langsung membuat suporter lain berjalan di belakangnya.
Tim JawaPos.com mengikuti perjalanan mereka. Meski berdesakan, namun mereka tetap terus berjalan menembus massa yang tengah berdoa di tiap gate. Suporter Arema tidak hanya hadir membacakan doa dan Yaasin serta Tahlil, namun juga mengunjungi tiap gate. Mereka menyalakan lilin, menaburkan bunga, dan membaca doa.
”Aku nggak tega. Aku ke sini mau kasih doa. Biar makin tersampaikan. Semoga khusnul khatimah,” tutur Aisyah, salah satu suporter yang ikut berkeliling. Di antara seluruh gate, suporter Arema banyak yang berkumpul di depan Gate 13. Mereka membacakan Surat Yassin dan Tahlil.
Sisa-sisa kerusuhan juga dipajang. Seperti jersey almarhum/almarhumah yang dikenakan saat tragedi terjadi. Kami pun mencoba untuk mengitari seluruh stadion. Suasananya penuh. Tak ada jarak untuk berjalan dan bergerak.
Tiap kami mencoba berjalan, kami selalu menemui suporter yang berderai air mata dengan bibir berkomat-kamit melantunkan doa. Lalu tibalah kami di gate nomor 2, di mana salah satu pagar pembatas yang dijebol supaya suporter bisa keluar. Di sana, ribuan suporter masih duduk dan berdoa.
Salah satu suporter yang hadir, tampak menyalakan lilin tak jauh dari gate 1. Dia datang bersama teman-temannya dari Dieng. ”Kami berharap tragedi Kanjuruhan bisa diusut tuntas. Kawan perempuan kami meninggal di tempat ini. Keadilan harus ditegakkan!” tegas dia.