RADARBANDUNG.id, PASEH – Tabrakan beruntun terjadi di jalan raya Bandung-Cirebon, tepatnya di Nyalindung, Desa Padanaan, Kecamatan Paseh, Kabupaten Sumedang, Selasa (11/10) malam.
Sebanyak 7 kendaraan terlibat tabrakan maut di Nyalindung Sumedang ini, akibatnya satu orang meninggal dunia, sedangkan seorang lainnya mengalami luka parah.
Pantauan di lapangan, kendaraan yang terlibat tabrakan yakni 2 truk tronton, 1 dump truk, 1 elf muatan 8 penumpang, dan 3 minibus. Tabrakan beruntun diduga akibat tronton pengangkut semen mengalami rem blong saat melaju dari arah Bandung menuju Cirebon di jalan yang menurun di kawasan Nyalindung.
Baca Juga: 27 Penumpang Meninggal, Ini Kesaksian Korban Selamat Sesaat Sebelum Bus Terjun ke Jurang di Sumedang
Sopir tronton tak mampu mengendalikan kendaraannya, sehingga menabrak 6 kendaraan lain di depannya. Truk baru berhenti setelah elf di depannya menabrak pohon. “Saya nggak tahu kenapa, tiba-tiba ditabrak dari belakang. Waktu kejadian lalu lintas menang sedang macet,” kata Reynold, seorang pengemudi kendaraan yang terlibat kecelakaan.
Peristiwa tabrakan beruntun di Nyalidung itu, kata Reynold, terjadi sekitar pukul 21.50 WIB. Akibat ditabrak dari belakang, mobil yang dikendarainya terbalik. “Saya berdua sama teman, mau ke Cirebon. Nggak ada yang luka,” ujarnya.
Baca Juga: Kamera CCTV Rekam Bus Rombongan Siswa SMP Sebelum Masuk Jurang di Wado Sumedang
Selain mobil terbalik, sebuah elf ringsek akibat ditabrak tronton pengangkut semen. Kemudian, dump truk juga terguling masuk ke selokan. Salah seorang penumpang elf, Hendra menuturkan, saat kejadian dirinya sedang tidur. Ia tiba-tiba terbangun setelah elf yang ditumpangi ditabrak truk.
“Mobil lagi diam, lagi ngantri, di depannya ada truk berhenti, langsung diseruduk dari belakang sama truk lagi,” ujarnya, di RSUD Sumedang.
Kata Hendra, dirinya selamat dalam kejadian itu, karena duduk di kursi belakang sopir. Padahal awalnya dirinya duduk di depan. “Saya tadinya di depan, tapi diminta tukeran sama saudara, jadi saudara saya yang parah,” ucap Hendra.