RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Sudah sejak tahun 2018, Kukuh Heri Supriyadi memulai bisnis meracik kopi panggilan. Dia menjadi barista untuk kedai kopinya. Kedai yang tak pernah permanen di satu tempat.
Dengan modal kecintaan meracik kopi, Kukuh selalu siap berangkat dengan motor Vespa andalannya untuk meracik secangkir kopi dimanapun pelanggannya berada. Selain itu, dia membawa misi persahabatan di setiap pertemuannya dengan pelanggan.
Tahun 2018, ia mulai merintis usahanya dengan pengetahuan yang dimilikinya. “Semenjak 2018 bisnis peracik kopi panggilan ini saya jalankan dengan nama Launam Kopi,” ujarnya saat dijumpai di Jalan Haji Alpi, Kota Bandung, Selasa (25/10).
“Projek pertama saya diundang di Ciamis pada pertemuan salah satu perusahaan. Dari sana lah mulai banyak pelanggan yang memesan untuk disuguhkan kopi,” ucapnya.
Secara konsep, Kukuh mengatakan, dia hendak menyuguhkan kopi dengan harga terjangkau, karenanya, dia menjual semua kopi racikannya dengan harga di bawah Rp20 ribu. Namun soal kualitas, tetap ia jaga.
Adapun, soal nama Launam, berawal dari kebiasaan obrolan pertemanan yang sering membalikkan kata dalam pengucapannya. Karena projek kopi ini disuguhkan dengan semua alat manual, sehingga namanya “Launam”.
Semua jenis kopi yang dijualnya dibawa dengan motor vespa, termasuk peralatan untuk penyajiannya. Sepanjang menjalani bisnis meracik kopi panggilan ini, Kukuh mengaku sudah singgah ke berbagai daerah. Bukan hanya Bandung, melainkan juga daerah-daerah lain, seperti Ciamis, Dieng, hingga paling jauh ke Kota Padang.
Menurutnya, orang banyak yang tertarik, bukan hanya untuk membeli kopi tapi juga ingin menikmati suasana yang dihadirkan yang seolah tetap berada di kedai kopi profesional. “Dengan harga yang murah, banyak orang kaget dan menganggap tidak niat jualan. Tapi ini idealisme saya. Saya ingin memperbanyak pertemanan lewat bisnis ini,” tuturnya.
“Saya bersyukur, tidak pernah merasa rugi. Bayangkan harga untuk kopi 250 ml saya banderol Rp13.500 saja, itu sudah sangat murah,” ujarnya.
Dengan juga bermodalkan keikhlasan, saat pandemi lalu dirinya sempat berbagi kopi gratis. “Saat pendemi saya ingin berbagi kemampuan kepada setiap orang dengan membagi kopi gratis” ucapnya.
Berbekal segundang pengalamannya, Kukuh kini tengah merintis bisnis kedai kopi di halaman rumahnya. Tujuannya masih sama, tetap menjadikan kedainya sebagai tempat nongkrong sambil minum kopi dan cerita-cerita, bisa saling mempertemukan banyak orang.
“Awalnya ingin sembari menjaga orang tua, namun setelah dipikirkan seru rasanya jika halaman rumah tempat nongkrong pertemanan menjadi satu wahana menikmati kopi racikan saya,” jelasnya.
“Saya senang jika dari racikan kopi saya bisa berlanjut menjadi pertemanan yang lebih dekat. Karena esensi bisnis ini memperbanyak pertemanan,” tandasnya. (Agung Eko Sutrisno)
Baca Juga:
- Mantan Barista di Cicalengka Ini Jajakan Nikmatnya Kopi Pakai Bekjul
- 13 Rekomendasi Tempat Ngopi Hits di Bandung, Instagramable dan Bikin Betah
- 8 Rekomendasi Tempat Ngopi Hits di Bandung, Punya Wika Salim sampai Bergaya KPop