RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung memastikan persediaan kacang kedelai aman dan terkendali. Karenanya, Kepala Disdagin Elly Wasliah meminta para perajin tahu tempe untuk tidak libur produksi akhir pekan ini.
Hal itu disampaikan Elly menyusul rencana sejumlah perajin tahu tempe akan mogok produksi akibat kelangkaan dan naiknya harga bahan baku.
Pemerintah, menurutnya, telah memikirkan dan mendiskusikan solusi atas persoalan yang dialami para perajin tahu tempe, terutama untuk harga kedelai.
Baca Juga: Kopti Kota Bandung Minta Pengusaha dan Penjual Tahu-Tempe Tak Mogok, Ini Alasannya
“Berapapun kebutuhan kedelai para perajin di Kota Bandung akan terus dipenuhi,” kata Elly, Jumat (28/10). “Biasanya kita butuh sekitar tiga ribu ton per bulan, kalau lebih pun tidak masalah,” imbuhnya.
Ia juga menyebut seluruh perajin yang telah terdata akan kebagian. “Seluruh perajin tahu tempe yang terdata di Kopti itu sudah mendapatkan subsidi harga kedelai Rp 1.000 per kg, totalnya ada 571 perajin,” ungkapnya.
Elly menilai jika libur produksi masih dilakukan, tidak akan merubah permasalahan yang ada. Pasalnya kondisi kenaikan harga bahan baku bukan hanya permasalahan daerah kita maupun provinsi, melainkan global.
Kedelai di Indonesia memang bergantung pada suplai dari Amerika dan Kanada, sebab Indonesia merupakan salah satu importir kedelai dari dua negara tersebut. “Biaya logistik dan prosesnya juga menjadi faktor kenaikan harga,” jelasnya.