RADARBANDUNG.id, BANDUNG- Dinas Sosial (Dinsos) Jawa Barat meminta masyarakat jangan ada yang menimbun bantuan korban gempa Cianjur. Warga yang terdampak mesti mendapatkan bantuan yang merata.
Kepala Dinas Sosial Jawa Barat Dodo Suhendar mengatakan, kondisi pengungsi korban gempa Cianjur sudah mulai tertata dengan baik, meski dinamika di lapangan menunjukan adanya sejumlah fenomena, salah satunya penimbunan bantuan.
Dodo menyebut saat ini sudah ada 14 dapur umum di 14 kecamatan terdampak gempa, dengan 1 dapur umum bisa memasok hingga 70.000 nasi bungkus per hari bagi pengungsi.
Baca Juga: Percepat Respons, Jabar Bentuk Narahubung di Tiap Desa di Cianjur
Adanya anggota Tagana dari berbagai wilayah di Indonesia yang sudah terjun ke Cianjur sejak 2 pekan lalu juga makin memperingan kerja sosial. Pasokan makanan, ia katakan, berlimpah.
“NTB itu kirim ayam taliwang, Sumatera Barat kirim 3 ton rendang, itu semua buat warga,” katanya dalam acara diskusi “Jabar Gaspol Tanggap Bencana, Cianjur Pulih,” di Hotel Citarum, Bandung, Selasa (6/12/2022).
Baca Juga: MUI Jabar: Jangan Anggap Gempa Cianjur sebagai Azab
Hanya saja, Dodo mengakui, soal pengungsi bukan hal yang sederhana. Soal bantuan misalnya, masih ada warga yang menginformasikan belum mendapat bantuan jika ada pejabat datang padahal bantuan sudah datang dari pihak lain. “Karena melimpah, ada juga istri RW yang menimbun bantuan, ini dinamika,” ungkapnya.
Kemudian ada sebagian masyarakat yang menolak tenda pengungsian di lokalisir dan memilih mendirikan tenda mandiri di sawah atau kebun. “Mereka juga menolak diberi bantuan,” ujarnya. Selain itu, ada juga 450 pengungsi dari daerah terdampak eksodus ke daerah tidak terdampak seperti dari Cugenang ke Jamali.
“Ketika mereka eksodus kita bantu mereka, tapi warga di sana ada yang ikut mendirikan tenda dan jadi pengungsi, yang mampu pura-pura miskin untuk mendapat bantuan,” ucap Dodo.