RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Koalisi parpol pengusung bakal calon presiden Anies Baswedan, belum lama ini mencapai kesepakatan yang tertuang dalam Piagam Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP).
Piagam ditandatangani oleh semua perwakilan Partai politik pengusung Anies Baswedan, yaitu Nasdem, Partai Demokrat dan PKS.
Pengamat Politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia, Zaenal A Budiyono menilai, arti piagam KPP ini merupakan langkah maju dari Koalisi Anies Baswedan yang sempat dikabarkan belum solid, tidak kompak, bahkan diprediksi akan rontok di tengah jalan.
“Anies Baswedan unggul dua langkah. Faktanya, elit dari ketiga Partai di KPP berhasil menyelesaikan berbagai perbedaan pandangan antar mereka, yang akhirnya dituangkan dalam piagam,” kata Zaenal.
Baca Juga: Romy PPP Singgung Potensi KIB Pecah, Pengamat Politik: Parpol Saling Intip Peluang
Sebelumnya, kata Zaenal, prediksi sejumlah pihak menyatakan Koalisi bisa saja bubar di tengah jalan.
Menurutnya, analisa seperti itu wajar saja, karena belum ada pengikat apapun, selain kesepakatan lisan.
Itu juga berpotensi terjadi di KIB dan KKIR, yang sampai saat ini juga masih bersifat Koalisi cair.
Baca Juga: Pengamat Politik Sebut Duet Prabowo-Ganjar Sulit Terwujud, Alasannya Karena Ini
Dengan terbitnya Piagam KPP, kata Zaenal, Anies Baswedan bisa dianggap unggul dua langkah dari capres lainnya. Alasan pertama, tiket pencalonannya berupa Parliamentary Treshold (PT) 20 persen telah aman di genggaman.
Kedua, ruang silaturahmi ke sejumlah daerah juga semakin luas, karena selama ini sosialisasi Anies Baswedan terkesan hanya ditopang Nasdem.
“Ke depan, dengan piagam ini maka mesin Partai PD dan PKS bisa diaktifkan,” terangnya.
Faktor tak terlihat apa yang mendorong Nasdem, PD dan PKS lebih cepat mencapai kesepakatan final, daripada KIB dan KKIR?