RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Industri kreatif menjadi salah satu andalan dalam meningkatkan perekonomian. Sektor yang berada di dalamnya sangat luas, termasuk dunia musik.
Hal itu disampaikan anggota Komisi X DPR RI, Ledia Hanifa Amaliah di sela acara Bisa Fest di Kota Bandung.
Acara tersebut memuat beragam perlombaan dan pertunjukan musik dengan bintang tamu personel band Debu sekaligus YouTuber kondang Ali Kribo.
Uniknya, salah satu pertunjukan musik dalam acara hasil Kerjasama Komisi X DPR RI, Kemenparekraf dan Disbudpar Kota Bandung itu menghadirkan musisi hadroh. Menurut Ledia, genre musik ini terus berkembang di Indonesia dan bisa menjadi potensi.
Ia menyatakan pernah menyaksikan pertunjukan musik jenis ini di sejumlah panggung di daerah.
“Ini sebenarnya bisa jadi satu bagian pengembangan budaya di Kota Bandung, meskipun sumbernya dari Afrika atau Timur Tengah, tetapi di sini sudah banyak berubah dan menyesuaikan dengan budaya Indonesia,” kata Ledia melalui siaran pers, Selasa (2/5).
“Di sini berkembangnya hadroh, qosidah, marawis, di negara-negara lain mungkin ada yang lain, itu jadi bagian yang bagus kalau kita padu, jadi harmonis. Bagaimana bersatunya budaya Asia dan Afrika,” ia melanjutkan.
Kelompok hadroh yang tertarik untuk terlibat dan mengikuti lomba kali ini baru dari Kota Bandung dan Cimahi. Mengingat targetnya adalah lebih kepada memberikan ilmu kepada kelompok tersebut bagaimana mengembangkan musik hadroh.
“Sebetulnya yang diinginkan adalah semacam workshopnya. Kemudian tampil, mereka dapat skillnya, tapi tadi ada sesi jamming sesionnya bareng-bareng. Kita berharap ke depan bisa membangun komunitas yang lebih besar,” ucapnya.
Musik hadroh ke depan bisa saja digabungkan dengan destinasi wisata, khususnya di sektor wisata religi atau wisata halal yang dikembangkan oleh pemerintah.
“Kalau itu dipadukan, jadi satu paket wisata, buat orang-orang dari luar yang gak pernah main hadroh, ada pengalaman, belajar main hadroh, gimana caranya nepok-nepok. Itu jadi bagian memperkaya khazanah,” ucapnya.
Sementara itu, Ali Kribo menyebut, darbuka atau genre musik perkusi dari sisi ekonomi kreatif sudah berkembang sejak 2010. Perkembangannya pesat karena erat dengan marawis. Kini darbuka sudah tampil di pasar yang lebih luas.
“Saya lihat di bulan puasa kemarin, banyak mall-mall dengan mengadakan acaranya dengan pemain hadroh, marawis, dan gambus. Sangat banyak,” ujar Ali.
Sementara itu, Koordinator Event Nasional Analis Kebijakan Madya dari Kemenparekraf, I Komang Ayu Astiti menambahkan, pihaknya sangat mengapresiasi potensi-potensi untuk pemulihan ekonomi pasca pandemi, termasuk hadroh.
Selain itu, lanjut XX, musik hadroh juga sangat berpeluang untuk bisa dikembangkan, bahkan tampil di destinasi wisata budaya. Sehingga pada akhirnya masyarakat akan tertarik dengan musik tersebut.
“Tidak hanya masyarakat lokal, karena musik hadroh itu mempunyai ciri khas keindonesian, memiliki ciri khas tersendiri, itu juga akan mendatangkan wisatawan tentunya. Orang akan belajar, bagaimana keunikan musik tradisi yang ada di Indonesia,” pungkasnya. (dbs)