RADARBANDUNG.ID– Bersiap memperkuat kesuksesan Ioniq 5 di pasar Indonesia, kemarin (14/8), PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) resmi memboyong Ioniq 6 ke tanah air.
Ioniq 6 bakal meramaikan penjualan kendaraan mobil listrik di Indonesia yang sepanjang semeter I lalu berhasil terjual sebanyak 5.859 unit. Hyundai optimis Ioniq 6 akan dapat diterima positif oleh pasar.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), total angka distribusi dari pabrik ke dealer atau wholesales dari Januari hingga Juni mencapai 5.849 unit.
Jumlah itu mencapai hampir 50 persen lebih dari total penjualan mobil listrik sepanjang tahun lalu yang mencatatkan 10.327 unit secara wholesales.
Hyundai Ioniq 5 masih mempertahankan posisinya sebagai mobil listrik terlaris sepanjang tahun ini. Tercatat, penjualan mobil listrik pertama yang dirakit lokal ini mencapai 3.543 unit. Catatan tersebut lebih tinggi dari penjualan Ioniq 5 sepanjang tahun lalu yang hanya mampu mencatat penjualan wholesales 1.829 unit.
Ioniq 6 tampil dengan desain sedan yang dibekali dengan kapasitas baterai 77,4 kWh. Model ini dapat diisi ulang dari 10 sampai 80 persen dalam waktu 18 menit dengan menggunakan ultra fast charging station berkapasitas daya 350 kW. Model ini mampu menempuh jarak tempuh mencapai 519 kilometer (km) dalam satu kali pengisian daya penuh, tergantung gaya mengemudi pengendara. Ioniq 6 dibanderol di harga kisaran Rp1,19 miliar.
Head of Marketing Department Hyundai Motors Indonesia Astrid Ariani Wijana menjelaskan bahwa unit model Ioniq 6 sudah tersedia sehingga para konsumen dapat segera memesan model baru tersebut di dealer-dealer Hyundai. Sayangnya dia tidak membeberkan secara gamblang target penjualan Ioniq 6 di Indonesia pada 2023. ”Kami memastikan bahwa Indonesia bisa mendapat pasokan yang cukup juga untuk Ioniq 6,” ujarnya. Untuk saat ini, Hyundai Ioniq 6 berstatus sebagai produk completely built up (CBU) yang diimpor langsung dari Korea Selatan.
Chief Operating Officer Hyundai Motors Indonesia Franciscus Soerjopranoto memastikan bahwa Ioniq 6 bukanlah model yang bakal menggantikan eksistensi Ioniq 5 di Indonesia. Kedua model ini memiliki perbedaan mendasar dari sisi bentuk. ”Bila Ioniq 5 merupakan crossover SUV, maka Ioniq 6 menyerupai sedan. Segmen konsumen Ioniq 5 dan Ioniq 6 pun berbeda. Kedua model ini tidak akan saling mengalahkan. Kami ingin pasarkan mobil yang sesuai dengan kondisi di Indonesia,” tegas Suryo.
Pihak Hyundai juga belum bisa berbicara lebih jauh terkait peluang Ioniq 6 dirakit di Indonesia pada masa mendatang. Hyundai memilih untuk fokus memaksimalkan kapasitas produksi yang tersedia demi bisa mengirimkan unit kendaraan yang lebih cepat kepada para konsumen.
Hal ini dapat dimaklumi lantaran kebutuhan produksi Ioniq 5 cukup tinggi seiring banyaknya konsumen yang memesan model tersebut sejak bergulirnya insentif PPN untuk mobil listrik. “Bagi kami tidak ada masalah mobil listrik itu produksi lokal atau impor, karena itu kembali ke preferensi masing-masing. Yang penting kami bisa memenuhi permintaan mobil listrik kepada konsumen secara maksimal,” pungkas Astrid.
Sesuai janji awal, GIIAS memang menegaskan bahwa pameran akan menghadirkan teknologi kendaraan terbaru termasuk juga dari kendaraan berbasis listrik. Ketua III sekaligus Ketua Penyelenggara Pameran Gaikindo Rizwan Alamsjah mengataan bahwainformasi, edukasi, dan pengalaman tentang teknologi otomotif terbaru telah menjadi acuan masyarakat Indonesia. ”Tahun ini GIIAS akan kembali menyoroti dari kendaraan listrik, pengunjung dapat mengendarai langsung kendaraan listrik, termasuk dari inovasi kendaraan listrik terbaru 2023,” ujar Rizwan. (agf/jp)