RADARBANDUNG.ID, KAB BANDUNG, – Kebakaran yang melanda Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Sarimukti, Kabupaten Bandung Barat sejak Sabtu (19/8) lalu menimbulkan persoalan lain yitu munculnya timbunan sampah di berbagai wilayah salah satunya, Kabupaten Bandung.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung, Asep Kusumah pada salah satu acara. Foto : Diskominfo Kabupaten Bandung
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bandung pun mengimbau seluruh elemen masyakarat maupun pemerintah agar dapat berpartisipasi aktif dalam menangani kondisi darurat sampah tersebut.
Kepala DLH Kabupaten Bandung, Asep Kusumah mengatakan setidaknya ada empat cara yang bisa diambil oleh seluruh pemangku kepentingan dalam menangani persoalan sampah yang menumpuk akibat terbakarnga TPA Sarimukti.
Baca juga : Karang Taruna RW 20 Komplek BSI, Baleendah, Kabupaten Bandung Meriahkan Peringatan HUT ke-78 Kemerdekaan RI
“Untuk merespon kondisi yang saat ini terjadi, kita harus menerapkan langkah-langkah yang baik dan implementatif dalam menghadapi situasi darurat ini. Mungkin yang bisa kita lakukan ada empat hal yaitu, sosialisasi, pengawasan, partisipasi berbagai pihak, dan penanganannya,” kata Asep, Senin (28/8).
Dirinya menjelaskan, langkah pertama yang bisa dilakukan dalam menghadapi masa darurat sampah ini ialah pemberian sosialisasi kepada masyarakat melalui pemangku kebijakan di tingkat kecamatan. Tak hanya itu mereka pun wajib memonitor membina, mengawasi, dan melakukan evaluasi yang intensif terhadap fasilitas pengolahan sampah di wilayah masing-masing.
“Jadi para Camat, Kepala Desa hingga tingkat RT atau RW pun harus terlibat aktif dalam kondisi saat ini, kenapa agar sampah yang dihasilkan oleh masyarakat bisa habis di situ saja,” jelasnya.
Baca Juga : Kota Bandung Darurat Sampah, Ema Sumarna Akan Temui Komandan Pusenkaf
Selanjutnya, ia pun meminta kepada seluruh pihak yang ada baik dari BUMN, BUMD, Ormas, dan lembaga kemasyarakatan diminta untuk berperan aktif dalam mengajak masyarakat mengelola sampah berbasis 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Selanjutnya, ia pun meminta guna menangani persoalan sampah tersebut agar seluruh pihak bisa menerapkan pengelolaan sampah yang berbasis lubang resapan biopori dan lubang cerdas organik.
“Untuk itu dibutuhkan kerjasama antar pihak guna mengatasi situasi darurat ini demi menjaga lingkungan dan kebersihan, juga harapan kami kolaborasi ini bisa berlangsung efektif sehingga kita bisa menyelesaikan tantangan ini secara bersama-sama,” pungkasnya. (rup)
