News

Pemerintah akan Salurkan Bantuan Pangan Beras Mulai 11 September

Radar Bandung - 08/09/2023, 19:02 WIB
AY
Ali Yusuf
Tim Redaksi
Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi (kiri) bersama Presiden Joko Widodo, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Direktur Perum Bulog Budi Waseso. (dok. NFA)

RADARBANDUNG.id- Bantuan pangan beras tahap kedua akan disalutkan pemerintah mulai pekan depan, Senin 11 September 2023 kepada 21,353 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) selama 3 bulan ke depan.

Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi mengatakan bantuan ini diberikan sebagai salah satu upaya pengendalian inflasi pangan.

“Mulai Senin depan Bulog akan mendistribusikan bantuan pangan beras kepada 21,353 juta KPM selama tiga bulan ke depan. Ini merupakan langkah intervensi yang perlu dilakukan pemerintah agar harga beras dapat kembali stabil,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (8/9).

Baca Juga: Cek Bansos PKH Kemensos.go.id 2023 Tahap 3, Pencairan Juli-September

“Di samping itu, sebagaimana arahan Bapak Presiden Joko Widodo, bantuan pangan beras ini juga untuk membantu mengendalikan inflasi di daerah-daerah,” kata Arief.

Lebih lanjut, Arief mengatakan bahwa pada proses penyaluran perlu ada kesesuaian dan meminimalkan kekeliruan di lapangan.

Baca Juga: Cara Daftar Akun SSCASN 2023 Buat Daftar CPNS

Dalam hal ini, pihaknya akan memastikan data penerima bantuan pangan beras agar benar-benar dilakukan cross check, sehingga bisa tepat sasaran, khususnya untuk distribusi ke daerah 3TP (Tertinggal, Terluar, Terdepan dan Perbatasan).

Sebab diperlukan efektivitas pengiriman. Misalnya dengan langsung mengirimkan sekaligus untuk paket bantuan dua atau tiga bulan sehingga bisa cepat tersampaikan.

“Tentunya dengan adanya bantuan pangan beras yang digelontorkan ke masyarakat seperti ini, seyogyanya dapat menekan harga di pasar. Apalagi ini dilaksanakan selama tiga bulan dan itu ekuivalen sekitar 7 sampai 8 persen. Kita akan terus berupaya menekan harga beras di pasar sehingga masyarakat tidak perlu cemas dan panic buying,” ujar Arief.