RADARBANDUNG.id- Bakal Calon Presiden (Bacapres) Ganjar melakukan silahturahmi dengan pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Jauhariyah Balerante, Palimanan, Kabupaten Cirebon, Muhammad Faqih, pada Minggu (8/10). Disana, dia berdiskusi mengenai Pendidikan.
Setibanya di lokasi, Ganjar diajak berjalan menuju ke sebuah ruangan untuk menemui dan berdikusi dengan para pengasuh Al-Jauhariyah Balerante. Setelahnya dia kemudian diberikan sorban berwarna merah oleh Pimpinan Ponpes Al-Jauhariyah Balerante, Muhammad Faqih.
Ditemui usai acara, Ganjar menyampaikan bahwa banyak hal yang dibicarakan dalam silahturahmi kali ini. Seperti bagaimana cara mengembangkan pondok pesantren baik dari santri beserta fasilitasnya.
“Bertemu dengan para santri dengan para Kiai tadi kita bicara banyak hal tentu bagaimana mengembangkan pesantren, ada soal sekolah, soal fasilitas termasuk tadi bagaimana kita berdikusi soal meningkatkan kemampuan para santri,” kata Ganjar.
Ditekankan Ganjar jika berbicara mengenai ilmu agama pastinya para santri sudah menguasainya. Akan tetapi, untuk dari segi keterampilan bisa dibilang para santri masih membutuhkan hal ini karena fasilitas di Ponpes belum merata.
“Kalo Ilmu agama sudah selesai, nah sekarang butuh keterampilan, dan itu butuh fasilitas dari pendidikan dan maka kalo kemudian ini bisa dikembangkan secara bersama-sama, maka para santri ini Insya Allah ilmu agamanya mampu, tapi keterampilan hidupnya ada,” ucap Ganjar.
“Nanti kalo kerja di masyarakat mereka menjadi orang-orang yang mandiri. Dan ini adalah kawasan yang cukup bersejarah, karena sudah sangat tua (tahun) 1.700an berdirinya tentu punya banyak pengalaman yang bagus,” imbuh Ganjar.
Lebih jauh, Ganjar menyatakan para santri yang ada di Ponpes membutuhkan pembinaan agar dapat mengasah kemampuannya. Ia berharap hal ini bisa menjadi sebuah perhatian bagi semua pihak.
Selain mengunjungi Ponpes Al-Jauhariyah Balerante, Ganjar juga bersilahturahmi dengan para Kuwu. Adapun Kuwu adalah sebutan yang lazim digunakan untuk kepala desa di wilayah bekas Kesultanan Cirebon, seperti Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, dan Kabupaten Kuningan.
“Maka dari itu banyak sekali disampaikan termasuk para kuwu yang menyampaikan persoalan-persoalan gang ada di desa. Tata kelola pemerintah yang baik, bagaimana mensejahterakan masyarakat desa,” tutup dia. (dbs)