RADARBANDUNG.id, BANDUNG- Pelaku UMKM diingatkan agar menguasai hal-hal yang bisa meningkatkan kinerja bisnisnya. Salah satunya adalah memaksimalkan proses branding untuk menunjang pemasaran.
Hal itu mengemuka dalam Bimbingan Teknis Pariwisata dengan tajuk ‘Pemasaran dan Branding Produk UMKM’ di Karang Setra Hotel & Cottages, Kota Bandung pada Rabu (25/10). Acara tersebut terselenggara hasil Kerjasama Komisi X DPR RI bersama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenkraf) RI dan Poltekpar NHI Bandung.
Anggota Komisi X DPR RI, Ledia menjelaskan pelaku UMKM merupakan bagian penting dalam pariwisata yang tidak bisa berdiri sendiri. Maka dari itu, produk UMKM yang dihasilkan berbentuk souvenir, kuliner dan lain sebagainya harus memiliki kualitas dan branding yang baik.
“Namanya pariwisata kan ga bisa berdiri sendiri, dia harus ada pendukungnya, pendukungnya itu di antaranya ketersediaan makanan, kuliner atau souvenir jadi dikembangkan agar mereka bisa mencapai kualitas yang lebih baik,” imbuhnya.
“Karena kan se-Bandung jualan itu cireng, seblak itu kan sama semua. Jadi itu (branding) bagian yang sangat penting supaya kita dorong mereka bisa menjadi orang-orang yang brandnya bagus, dikenal orang dan awet,” dia melanjutkan.
Ia mencotohkan dengan surabi NHI lebih dikenal sebagai produk kuliner meski ada nama sebuah kampus. “Poltekpar secara terbuka mengakui bahwa nama NHI itu tidak segera mereka patenkan, tidak didaftarkan, sehingga kalah sama surabi jadi akhirnya kan itu jadi persoalan,” ucapnya.
Dengan adanya kasus tersebut, para pelaku UMKM bisa belajar bagaimana pentingnya mengelola brand dalam prodak yang mereka jual. Dari total ratusan peserta yang hadir dalam pelatihan, hanya tiga UMKM saja yang baru mendaftarkan prodaknya.
“Dari 100 peserta baru tiga yang terdaftar yang lainnya otw, baru niat belum apa apa. Jadi ini kan fatal kalau kedepan ada kasus, kasian mereka,” sebutnya.
“Kalau udah berhadapan dengan hukum pun kan nanti basisnya adalah data, fakta hukumnya. Fakta hukumnya itu kan harus dilakukan pendaftaran maka sebelum terjadi hal-hal tersebut kita dahulukan supaya mereka udah tahu dulu, dan mereka sudah mendaftarkan sejak awal,” tambahnya.
Ledia pun memastikan, proses pendaftaran produk UMKM sangatlah mudah dan cepat.
“NBI mudah, halal mudah, kemarin kita bekerja sama dengan ada lembaga yang mendampingi untuk pengurusan halal, itu lumayan membludak ada 50 usaha langsung cepet. Kalau misalnya pendaftaran merk itu kan yang lamanya itu menulusuri udah ada belum yang pakai merk itu,” pungkasnya. (dbs)
