News

Progres Positif Program Jabar Masagi Perlu Terus Diperkuat

Radar Bandung - 27/10/2023, 20:45 WIB
AY
Ali Yusuf
Tim Redaksi
Ilustrasi pelajar/ Istimewa

RADARBANDUNG.id, BANDUNG- Pemprov Jawa Barat berkoordinasi dengan 252 sekolah tingkat SMA, SMK, SLB hingga pesantren dalam menjalankan program pendidikan Jabar Masagi. Program ini dinilai berpengaruh positif dalam skema Pendidikan dan kehidupan di lingkungan sekolah.

Diketahui, Jabar Masagi telah mendapatkan apresiasi dari Pemerintah Pusat, yaitu Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Program Jabar Masagi pun direncanakan akan direplikasi secara nasional.

Kurikulum Masagi sendiri merupakan sebuah model implementasi kurikulum nasional yang berbasis nilai-nilai budaya lokal. Hal ini berarti Kurikulum Masagi bukan merupakan kurikulum tandingan kurikulum nasional, melainkan sebuah diversifikasi kurikulum yang disesuaikan dengan budaya lokal.

Terkait hal itu, Jabar Masagi fokus menumbuhkan manusia Masagi Jawa Barat untuk belajar merasakan (surti/rasa), belajar memahami (harti/karsa), belajar melakukan (bukti/karsa), belajar hidup bersama (bakti/dumadi nyata) untuk melayani.

Manusia Jabar yang belajar untuk merasakan, menghargai perikehidupan manusiawi. Seseorang perlu memiliki kepekaan baik dalam berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain, juga dalam menyikapi gejala atau fenomena sosial yang terjadi. Sumber kepekaan adalah hati dan rasa.

Fokus dari rogram tersebut beserta penggunaan nilai kearifan, dan potensi budaya lokal yang dilakukan pelajar serta pengajar disebut meningkatkan persentase kualitas pendidikan.

Hal ini turut dirasakan Winarno, pengawas SMK cabang dinas pendidikan wilayah 9. Menurut dia, sebelum adanya program Jabar Masagi, praktik untuk mengedepankan pembelajaran yang berbasis pada proyek fast learning, keteladanan, karakter, kolaborasi, dan sebagainya belum muncul.

“Ini adalah bagian dalam mengimplementasikan life skills pendidikan abad 21. Apalagi Program Jabar Masagi juga turut mengimplementasikan program Kemendikbud Ristek terkait P5,” ucap dia.

“Terbukti, bahwa P5 yang sekarang digaungkan oleh Kemendikbud Ristek itu pun menurut saya sudah masuk dalam bagian dan cerminan Program Jabar Masagi,” dia melanjutkan.

Maka dari itu, program ini perlu terus diperkuat. Sehingga sekolah yang mengikuti program ini terus bertambah, diikuti oleh pelibatan aktif para pengawas.

“Kami berharap program Jabar Masagi ini dilanjutkan dengan penguatan yang lebih konkrit. Selain memperbanyak jumlah sekolah yang mengikuti program Jabar Masagi, semoga para pengawas pun terus dilibatkan dan lebih aktif lagi dalam program ini,” katanya.

Nilai Filosifis

Masagi fokus menumbuhkan manusia Masagi Jawa Barat untuk belajar merasakan (surti/rasa), belajar memahami (harti/karsa), belajar melakukan (bukti/karsa), belajar hidup bersama (bakti/dumadi nyata) untuk melayani.

Manusia Masagi Niti Harti, Artinya manusia yang belajar untuk mengetahui mengembangkan akal. Manusia yang mengerti atau memahami tentang kehidupan. Intinya seseorang perlu memiliki wawasan yang luas, mampu memahaminya, dan melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari.

Kata harti tidak dapat lepas dari kata pangarti, pangabisa, atau pangaweruh yang zaman sekarang disebut sebagai kompetensi, yaitu sejumlah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang yang dicerminkan dalam sikap, pengetahuan, dan keterampilan setelah mengikuti sebuah proses pendidikan.

Manusia Masagi Niti Bukti, bermakna manusia Jabar yang belajar untuk melakukan, membuktikan laku diri. Artinya seseorang harus mampu berkarya atau memberi bukti.

Generasi muda sebagai agen perubahan dan calon penerus pembangunan harus menjadi generasi yang pandai berkarya dan memberikan bukti sebagai bukti peran sertanya dalam pembangunan bangsa dan negara. Kebermanfaatan seseorang tergantung dari sejauh mana bukti, karya, kinerja, dan kebermanfaatannya untuk orang lain.

Ngabakti, berarti Seorang anak yang berbakti kepada orang tuanya, bakti murid terhadap gurunya, atau bakti seorang warga negara terhadap bangsa dan negaranya. Bakti seorang anak terhadap orang tua misalnya dengan melaksanakan perintah orang tua, menaati nasihatnya, membantu pekerjaan orang tua, dan tidak menyakiti hatinya.

Dalam kehidupan masyarakat kita mengenal istilah “kerja bakti” atau juga disebut dengan gotong royong, yaitu bekerja bersama-sama membangun, memperbaiki, atau membersihkan fasilitas umum untuk kepentingan publik.

Hal tersebut juga bisa disebut bakti terhadap negeri. Intinya bakti adalah cerminan sikap terpuji atau akhlak mulia yang dimiliki oleh seseorang. Manusia Masagi Niti Bakti adalah manusia Jabar yang belajar untuk hidup bersama, berbakti pada negeri.

Jika nantinya akan direplikasi secara nasional, Ridwan Kamil selaku sosok yang menggagas program ini berharap seluruh anak didik di Indonesia bisa memiliki pribadi yang menjunjung budi pekerti berbasis budaya. (dbs)