RADARBANDUNG.id- Adaptasi terhadap perkembangan zaman dan arus informasi teknologi menjadi bagian penting yang harus dilakukan oleh lembaga pendidikan, termasuk pesantren. Tujuannya, memastikan kualitas dan relevansi para anak didik tetap terjaga.
Salah satu aspek utama dalam adaptasi lembaga pendidikan adalah integrasi teknologi dalam proses pembelajaran. Kurikulum perlu diperbarui secara berkala sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan.
Hal ini yang diterapkan oleh salah satu pesantren bernama Al-Umanaa di Sukabumi, Jawa Barat. Azwar Gani Sopian, Humas Pondok Pesantren Modern Al Umanaa mengatakan bahwa semua pola pembelajaran sudah dirancang agar aqidah, akhlak, wawasan, keterampilan, hingga kesehatan bisa berjalan berimbang.
“Adaptasi lembaga pendidikan terhadap perkembangan zaman merupakan investasi untuk menciptakan sumber daya manusia yang Tangguh, adaptif kuat agama dan ilmunya,” ucap dia.
Di sana, para santri dibiasakan untuk mengeksplorasi minat dan bakat. Kecakapan Bernahasa pun tak hanya sebatas Arab atau Inggris namun mencakup Bahasa Jepang, Jerman, dan Mandarin. Di bidang kesenian maupun olahraga pun turut difasilitasi.
“Hardskill dan softskill terus diasah. Para santri pun dibimbing untuk bisa memaksimalkan teknologi. Tentu hal-hal yang berkaitan dengan ilmu agama tetap utama,” jelas dia.
‘Didiklah anakmu sesuai zamannya karena mereka hidup bukan di zamanmu’ adalah nasihat dari Ali bin Abi Thalib. Menurut Azwar, nasihat tersebut adalah inti dari pendidikan futuristik.
“Konsep ini tentang menyiapkan generasi untuk menghadapi tantangan di masa depan. Ini yang terus kami lakukan di Pondok Pesantren Modern Al Umanaa Sukabumi,” ucap dia.
Energi positif mengenai konsep ini pun ingin ditularkan kepada para anak didik yang lain dengan menyelenggarakan event bertajuk “Gema Al Umanaa 2023” pada akhir November lalu.
“Event Gema Al Umanaa kemarin diikuti 426 siswa SD/MI dari 66 sekolah yang tersebar di regional Jawa Barat. Banyak rangkaian acaranya. Tujuannya, mereka bisa saling belajar sekaligus berkompetisi secara sehat. Karena itu juga menjadi modal penting buat anak didik saat mereka tumbuh dewasa,” jelas dia.
Ada 14 jenis perlombaan dalam bidang seni, bahasa, PAI (Pendidikan Agama Islam), dan sains. Selain itu, diselenggarakan pertunjukan seni yang ditampilkan dalam lima bahasa asing (Arab, Inggris, Jepang, Mandarin, dan Jerman).
Dalam event yang menggunakan pendekatan zero waste (meminimalisir sampah) tersebut terdapat permainan interaktif yang merupakan demonstrasi sains terapan. Para peserta juga bisa menikmati mini agrowisata sebagai wahana belajar pertanian dan peternakan hingga bazaar Santri dengan sistem pembayaran cashless.
“Rangkaian acara tersebut dibuat sebagai upaya Al Umanaa yang ingin memberikan wawasan pemimpin masa depan yang mengglobal. Selain itu, Al Umanaa juga mengedepankan Sustainable Lifestyle (kebiasaan hidup yang berkelanjutan/menjaga lingkungan),” jelas dia.
“Caranya, dengan menyelenggarakan Recycle Game, membuat pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), penampungan air hujan, pemilahan Sampah dan pengelolaan sampah yang bertanggungjawab, Launching “Fish n Kids” produk khas Pesantren Al Umanaa, sebagai solusi menutrisi anak,” ucap dia. (dbs)